90% Orang Miskin Percaya Takdir, Orang Kaya ?

Apakah Anda percaya takdir? Pertanyaan klasik tersebut ternyata dapat menunjukkan bentuk pendekatan sehari-hari Anda dalam mencetak penghasilan dan kekayaan pribadi.

Penulis buku `Rich Habits: The Daily Success Habits Of Wealthy Individuals` Thomas Corley, menghabiskan waktu hingga lima tahun untuk mempelajari kehidupan orang kaya dan orang miskin.
Mengutip laman Business Insider, Rabu (13/8/2014), dalam penelitiannya, orang kaya dianggap sebagai penduduk yang memiliki total kekayaan di atas US$ 3,2 juta. Sementara orang miskin didefinisikan sebagai masyarakat yang memiliki kekayaan di bawah US$ 5.000.


Dalam risetnya, Corley bertanya pada dua kelompok tersebut, apakah keduanya percaya pada takdir. Sebanyak 90 persen kelompok masyarakat miskin mempercayainya.

Sebaliknya, hanya 10 persen orang kaya yang percaya pada takdir. Kesenjangan tersebut senada dengan serangkaian penemuan Corley.

Misalnya, orang-orang kaya yang pernah diwawancarai percaya bahwa dirinya yang paling berjasa dalam mencetak berbagai kekayaan dan mencapai status finansialnya sekarang.

Terlebih lagi, sebanyak 51 persen dari partisipan penelitian tersebut merupakan pengusaha yang mendirikan bisnisnya sendiri.

"Saya menyadari terdapat dua gagasan yang melanda dua kelompok tersebut. Yang pertama berpikir bahwa lingkungan mendikte posisi hidupnya dan dia tak bertanggungjawab. Sedangkan yang kedua yakin dia adalah penyebab utama keberhasilan finansialnya," terang Corley.

Menurut dia, setiap orang berhak bermimpi untuk memiliki apapun yang dia inginkan. Berbagai risiko harus dihadapi demi menggapai berbagai impian yang diinginkan.

American Dream menurutnya tentang bagaimana seseorang bisa menggapai mimpinya tak peduli darimana dia berasal. (Sis/Nrm)
SUMBER