Bocah 5 Tahun Hafal 29 Juz Alquran Asal Indonesia, Meraih Nilai Istimewa di Arab Saudi

Bocah asal Bangka, Musa, kini tak hanya ikut lomba menghafal Alquran di tingkat nasional. Peserta program televisi “Hafiz Indonesia” itu kini ikut lomba hafalan Alquran tingkat internasional di Arab Saudi.

“Sekarang Adik Musa ikut lomba menghafal Alquran di Madinah, lombanya mulai Selasa,” kata paman Musa, Abu Unaisah, kepadaDream.co.id, Rabu 2 Juli 2014.
Menurut dia, keikutsertaan Musa dalam ajang internasional itu berkat kerja sama antara stasiun televisi penyelenggara acara “Hafiz Indonesia” dengan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. “Juga Kementerian Agama,” tambah dia.

Musa telah banyak menyita perhatian saat mengikuti lomba “Hafiz Indonesia”. Kemampuan menghafal ayat-ayat Alquran yang ditunjukkan Musa mengundang tangis haru dari juri dan para penonton.

Bocah yang belum genap berusia enam tahun ini memang hampir menghafal seluruh ayat Alquran. “Waktu di lomba itu, Adik Musa ditanya sudah berapa hafalannya, dia jawab tinggal An Nahl dan Bani Israil, baru sampai ayat 34,” tutur Abu Unaisah. 
Sebagaimana sudah diketahui bahwa aksi Musa sungguh memukau. Sehingga di antara juri dan penonton pun meneteskan air mata, menangis haru. Bahkan, salah satu juri melangkah menghampirinya. Juri itu mencium tangan dan kening Musa.
Bocah asal Bangka itu memang sangat fasih melafalkan ayat-ayat suci Alquran. Beberapa waktu lalu, penampilan Musa memukau juri dan penonton. Semula, para penonton tak percaya bocah mungil itu bisa menghafal 29 juz Alquran. Maka, diteslah dia oleh dewan juri. Dia disuruh meneruskan bacaan ayat yang dibacakan salah satu juri.
Hasilnya, luar biasa. Dengan tenang, Musa bisa meneruskan bacaan itu dengan sempurna. Tak sekadar hafal, tajwid pun pas. Ditambah lagi suaranya yang merdu.

"Subhanallah… Ayah bunda semua, inilah sebuah nilai. Bahwa anak kecil sekalipun dia sangat terbatas kemampuannya, ketika dia menjadi mulia karena Alquran maka kita semua tunduk, karena Allah telah memuliakannya dengan Alquran," kata salah satu juri di ajang itu, Amir Faisol.

Aksi Musa sungguh memukau. Sehingga di antara juri dan penonton pun meneteskan air mata, menangis haru. Bahkan, salah satu juri melangkah menghampirinya. Juri itu mencium tangan dan kening Musa.

Menurut sang ayah, Hanafi, sejak masih dalam kandungan Musa sudah dikenalkan dengan bacaan Alquran. Hanafi dan istrinyalah yang membacakan Alquran untuk buah hati mereka semasa masih di dalam kandungan.

Membimbing Musa untuk menghafal Alquran bukan tanpa perjuangan. Hanafi yang hanya bekerja sebagai petani di Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, ini bahkan sempat dicap sebagai ekstrimis karena tidak memberikan ruang untuk Musa bermain.

Sejak usia dua tahun, Musa telah diperkenalkan huruf-huruf hijaiyah. Metodenya sederhana. Sang ayah hanya menempel satu atau dua huruf hijaiyah di dinding untuk selalu diulang-ulang oleh Musa. Setelah Musa hafal, huruf itu diganti dengan yang lainnya. Metode ini dilakukan hingga Musa hafal seluruh huruf hijaiyah.

Sekitar usia 3,5 tahun, Musa pernah merasa bosan. Musa yang kala itu masih balita selalu menangis saat diajak mengaji. Namun sang ayah tetap saja memberi Musa pelajaran menghafal Alquran dengan dibantu oleh penghafal Alquran, Sabilar Rosyad.

Kini, pelajaran itu membuahkan hasil. Untuk menggenapi hafalan 30 Juz Alquran, Musa tinggal menghafal surat An-Nahl dan Bani Israil. Selain hafal kitab suci, Musa kecil juga selalu melakukan ibadah di malam hari, semisal salat sunah.

Setelah beribadah malam it, Musa tidak tidur lagi, tetapi menunggu waktu subuh. Setelah itu dia bermain dengan anak-anak sebayanya. Namun yang membedakan dengan anak lainnya, di tengah kegembiraan bermain itu, Musa masih sempat mengulang hafalan Alquran. Juara 1 MTQ tingkat Kabupaten Bangka Barat untuk cabang Tahfidz Quran 20 Juz menjadi salah satu prestasinya.

Hafiz cilik Indonesia, Musa, meraih prestasi istimewa dalam lomba menghafal Alquran tingkat nasional di Jeddah, Arab Saudi. Sebagai peserta paling muda, usianya belum genap enam tahun, bocah Bangka ini mampu meraih nilai istimewa dengan nilai 90,83.
Nilai itu memang tidak menempatkan Musa di puncak juara. Musa hanya menempati peringkat 12 dari 25 peserta dari berbagai negara. Namun, prestasi itu cukup istimewa mengingat usianya paling belia.

"Musa kalah dari sisi penilaian makhroj (lafal), karena masih cadel. Tapi dari segi hafalan, Musa paling banyak hafalannya," tutur paman Musa, Abu Unaisah, kepada Dream.co.id, Rabu 9 Juli 2014.
Keunggulan Hafiz Cilik Indonesia di Saudi
Ijazah yang diterima Musa dari Saudi
Sumber foto: Facebook

Meski begitu, aksi Musa dalam ajang itu menarik perhatian warga Saudi. Beberapa di antara mereka bahkan meminta Musa dan keluarga tinggal di sana. Musa juga menerima hadiah dari masyarakat Saudi.

"Alhmdulillah dapat hadiah laptop Toshiba dari ikhwan Jeddah," tulis ayah Musa, Abu Musa, melalui akun Facebook.

Musa mengikuti lomba menghafal Alquran di Jeddah setelah mendapat undangan dari Syaikh Abdullah Ali Basfar, Ketua Umum Haiaah Alamiyyah untuk Tahfizil Quran di Arab Saudi.