Survei: Makin Besar Biaya Menikah, Makin Tinggi Pula Risiko Perceraian

Sebagian besar pasangan ingin merayakan pernikahannya semeriah mungkin. Tak jarang, biaya untuk menggelar pesta mewah pun bisa menghabiskan ratusan juta rupiah. Namun di balik kemeriahan pesta semalam, ternyata ada 'bahaya' yang mengintai kelangsungan pernikahan.

Menurut hasil penelitian, pasangan yang menghabiskan banyak uang untuk membeli cincin tunangan dan/atau pesta pernikahan, risiko mengalami perceraian lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan dengan metode survei ini melibatkan 3000 responden yang telah atau pernah menikah.

Dari hasil survei diketahui responden yang mengeluarkan biaya Rp 24,5 juta dan Rp 48 juta hanya untuk membeli cincin tunangan, kemungkinan mereka bercerai 1,3 kali lebih besar. Sementara responden yang hanya menghabiskan kurang dari Rp 12 juta, kesempatan pernikahan mereka bertahan lama lebih besar.

Lebih lanjut seperti dikutip dari Daily Mail, peneliti dari Emory University di Atlanta, Georgia juga menemukan bahwa gelaran pernikahan yang memakan biaya hingga lebih dari Rp 244 juta, risiko bercerainya 3,5 kali lebih besar dibandingkan pasangan yang hanya mengeluarkan Rp 60 juta dan Rp 122 juta di hari besar mereka. Penyebabnya? Menurut para ahli ekonomi yang melakukan penelitian, biaya cincin tunangan dan pernikahan mahal memperbesar angka perceraian karena berpotensi menimbulkan masalah finansial ke depannya.

Studi tersebut menunjukkan bahwa wanita yang menerima cincin seharga lebih dari Rp 24 juta dari tunangannya, tiga kali lebih sering mengeluhkan stres yang berkaitan dengan utang menumpuk pasca pernikahan. Sebaliknya, pasangan yang hanya mengeluarkan biaya kurang dari Rp 12 juta untuk membeli cincin tunangan 93 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami stres.

Dari ulasan tersebut bisa disimpulkan bahwa cincin tunangan dan pesta mahal sebenarnya bukan jadi penyebab utama terjadinya perceraian. Namun lebih karena masalah finansial yang menyertai pasca pernikahan. Oleh karena itu, pasangan yang akan menikah sangat disarankan untuk merencanakan perhitungan budget-nya dari jauh-jauh hari untuk menghindari utang menumpuk.

Perencana keuangan Lisa Soemarto juga menyarankan untuk membuat dana pernikahan sejak dini dibandingkan harus meminjam uang ketika menikah sehingga harus menyicil setelahnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan dana pernikahan adalah dengan mengalokasikannya ke investasi ketimbang menabung di rekening biasa. Pilih produk investasi yang sesuai jangka waktu kapan Anda akan menikah. Jika Anda sudah berencana menikah kurang dari tiga tahun lagi, pilih emas sebagai investasi. Emas memiliki risiko yang lebih rendah daripada produk investasi lainnya.

Lisa juga menyarankan, sebaiknya investasi ini disiapkan oleh diri sendiri dan jangan bergantung pasa pasangan. Investasi tidak mengenal gender ataupun tujuan tapi yang terpenting adalah jangka waktu. Jadi saat Anda akan berinvestasi untuk menikah, pikirkan kapan perkiraan waktu menikah karena hal itu juga menentukan produk investasinya.

Ingat, sebenarnya yang utama bukanlah pesta pernikahan atau kemegahan saat resepsi tapi kehidupan setelah menikah. Bila dipaksakan berutang, risikonya juga dapat memengaruhi hubungan antara Anda dan pasangan nantinya.
SUMBER