Ratusan mahasiswa duduk berhimpitan di atas kursi lipat
di ruang aula berukuran tak terlalu luas, sekitar tiga ratus meter
persegi. Tak sedikit juga yang berdiri memperhatikan dengan serius dari
kejauhan.
Ruangan bernuansa sederhana itu dibalut warna putih
temaram. Tak sedikit yang terlihat kegerahan. Maklum pendingin udara tak
cukup kuat untuk menyejukan. Namun mereka para pemuda-pemudi itu
memilih untuk tetap gagah mengenakan jas kebanggan almamater, jas biru
langit, Universitas Riau (UNRI).
Sesekali terdengar riuh tepuk
tangan dan teriakan. Namun mereka juga cepat kembali tertib dan antusias
mendengarkan seorang di podium yang sedang berbagi cerita tentang kisah
hidupnya.
"Adik-adik sekalian, saya lebih senang mengatakannya
dengan berbagi daripada memberikan kuliah umum," ujar pria di depan
podium tersebut.
Dia lantas melanjutkan kembali kisahnya. "Saya
ada satu cerita. Ada anak kelas 3 SMA bandel. Karena berkelahi terus
anak tersebut diskors. Sampai akhirnya tidak bisa ujian dan akhirnya
drop out (DO). Kemudian setelah DO anak tersebut menjadi insaf, dia
melanjutkan sekolahnya dengan Ikut ujian persamaan. Lalu dia kuliah,
lulus cumlaude dan dapat beasiswa. Kemudian anak tersebut bekerja.
Berkat Usaha dan izin yang maha kuasa, Tahun 2007 anak tersebut masuk
majalah Forbes sebagai 40 orang terbesar di Indonesia dan yang paling
muda. Tahu siapa itu?" tanya pria itu sambil melemparkan senyum kepada
mahasiswa yang terlihat antara kagum dan kebingungan.
Mahasiswa
diam, ruangan menjadi hening. Melihat mahasiswa dalam kebingungan.
Lekaki itu kemudian menjawab. "Mohon maaf, Itu saya." Lalu disambut
tepuk tangan para mahasiswa.
Terdengar bisik-bisik di antara
mahasiswa, mereka terlihat bingung bagaimana pria di depan mereka yang
saat ini mengolala ratusan perusahaan dan ratusan ribu karyawan ternyata
adalah seorang yang pernah DO.
Pria di podium itu adalah Hary
Tanoesoedibjo, CEO MNC Group. "Saya membagi kisah ini agar adik-adik
sekalian bisa memahami apa yang akan saya sampaikan dalam pertemuan ini
adalah berangkat dari perjalanan hidup dan kenyataan," kata HT, pada
seminar di Gedung Yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Riau, Sabtu
(7/9/2013).
HT menjelaskan, kesempatan untuk menjadi entrepreneur
terbuka lebar. Karena Indonesia saat ini memerlukan entrepreneur baru.
Keberadaan pengusaha akan menciptakan nilai tambah dalam aktivitas
ekonomi bangsa. Selain itu banyaknya pengusaha-pengusaha baru akan
membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi, minimal jumlah entreprenur
indonesia saat ini adalah dua persen dari jumlah penduduk.
HT pun
membocorkan rahasia bisnisnya kepada para mahasiswa. Kata dia, Yang
pertama yang harus dilakukan seorang pebisnis adalah fokus pada
kualitas. Di sini HT mencontohkan ada dua karyawan yang ditugaskan untuk
membuat sebuah laporan. Masing-masing karyawan telah bekerja 15 Tahun
dan 2 Tahun.
"Saya berikan mereka tugas membuat sebuah laporan,
setelah saya periksa ternyata laporan karyawan saya yang baru bekerja
dua tahun tersebut jauh lebih baik dan cepat. Lalu pertanyaannya saat
ada promosi jabatan, karyawan manakah yang akan saya pilih?," tanya HT
Secara
serantak para mahasiswa menjawab karyawan yang masa kerja baru dua
tahun. "Begitulah pentinganya kualitas, dan itu harus dibangun secara
fokus dan terus menerus," sambung HT.
Berikutnya adalah fokus
pada speed. HT menjelaskan sebentar lagi indonesia masuk ke persaingan
global terutama pasar bebas Asean. Akan ada persaingan sangat ketat
antar entreprenenur. "Untuk itu dalam bisnis ada istilah tepat dan
cepat, tidak hanya soal kecepatan, tapi juga ketepatan menjadi hal yang
sangat menentukan," tuturnya.
Kemudian kata dia yang harus
dilakukan oleh seorang entrepreneur selanjutnya adalah selalu melakukan
instrospeksi. "Kita harus sadar bahwa musuh terbasar kita adalahkita
sendiri. Kan hidup itu pilihan, mau malas, mau rajin bergaul dengan
siapa itu pilihan kita," ujarnya.
Dengan melakukan introspeksi,
lanjutnya, secara tidak langsung seseorang tersebut sedang membangun
kepribadian. Karena kepribadian juga menentukan upaya meraih sesuatu.
Dan tidak kalah penting kata HT, Selalu berusaha bergaul dengan
lingkungan tepat. Karena Lingkungan sangat mempengaruhi mindset setiap
orang.
HT mencontohkan betapa lingkungan sangat berpengaruh dalam
hidupnya, "Tahun 1990-1993 saya mengajar di Magister Managemen
Universitas Indonesia. Saat itu saya banyak bergaul dengan orang-orang
besar, sehingga itu membuat saya lebih matang dalam berfikir. Dalam
melihat masalah," tuturnya.
Yang terakhir kata HT yang harus
dilakukan seorang entrepreneur adalah sabar untuk konsisten "Kita harus
tahu bahwa hidup itu tidak linier, sukses perlu proses, tetap tidak bisa
diukur berapa lama kegiatan itu dilakukan," ujarnya
HT juga
berkisah bahwa ia mendirikan perusahaan sebelas hari setelah dirinya
menamatkan perkuliahan. Kemudian pada Februari tahun 1990 bulan dia
pindah ke Jakarta tanpa pernah ke Jakarta sebelumnya.
"Orang saat
ini banyak mengenal saya sebagai pengusaha media. Padahal sebelumnya
saya punya perusahaan di bidang jasa keuangan. Saya menggeluti media
tahun 2002. Praktis baru 11 tahun," ujarnya.
Saat ini kata HT,
setelah 23 tahun menjalani bisnis, perusahaannya mampu memperkerjakan 26
Ribu karyawan. "Karena bidang usaha saya meliput jasa, 78 Persen
karyawan pendidikanan sarjana. Dan melibatkan banyak intelektual,"
paparnya.
Dalam kesempatan tersebut HT juga menantang Mahasiswa
untuk menjadi enterpreneur "Harus ada dari kampus ini yang bisa menjadi
pengusaha sukses. Tidak ada yang tidak mungkin, kita miliki harapan,
miliki motivasi sehingga langkah kita lebih mantap," ujarnya.
Setelah
sekitar satu jam berbagi kisah dan pengalaman. Hary berdialog dengan
para mahasiswa, meladeni pertanyaan demi pertanyaan dari para mahasiswa,
mulai dari anjloknya rupiah akhir-akhir ini.Hingga peluang-peluang
pengusaha muda di Indonesia.
Ya. Itulah Hary Tanoesoedibjo. Kerja keras, dan cerdas. Tak ayal di dunia
bisnis, dia mampu menempatan dirinya di papan atas. Hary Tanoe
melambung. Dan sosok dan gerak langkahnya, selalu menjadi topic
menarik.
Misalnya, beberapa waktu lalu, Hary Tanoesoedibjo, jadi
trending topic. Lantaran pria kelahiran Surabaya, 26 Septmber 1965 ini,
sedang negosiasi dengan lini media Grup Bakrie PT Visi Media Asia Tbk
(VI VA) terkait akuisisi 100% saham operator stasiun televisi ANTV yang
dikelola PT Cakrawala Andalas Televisi.
Padahal, pria jebolan
Universitas Carleton, Ottawa, Kanada pada 1988 dengan gelar Bachelor of
Commerce sudah memiliki tiga dari 10 TV Free-To-Air nasional di
Indonesia. Ketiga TV Free-To-Air (FTA) RCTI, MNCTV dan GlobalTV serta
channel-channel yang diproduksi oleh MNC yang disiarkan di TV
Berlangganan. (mncgroup.com).
Pemegang gelar Master of
Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada pada
1989, juga sudah memiliki bisnis pendukung terdiri dari radio, media
cetak, talent management dan rumah produksi. MNC didirikan 17 Juni 1997
dan merupakan perusahaan publik yang sahamnya telah tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) sejak 22 Juni 2007 dengan kode saham MNCN.
Ayah
dari lima anak ini --Angela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani
Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani
Tanoesoedibjo, dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo-- terbilang cepat
moncer dan merebut perhatian public. Pada 1989, suami dari Liliana
Tanaja itu, dia baru mulai dengan PT Bhakti Investama. Saat itu usianya
baru 25 tahun.
Dalam tempo 24 tahun, relative tak lama, dia telah
menjadi begitu ‘besar’. Bahkan pada 2011, dalam daftar orang terkaya
di Indonesia versi majalah Forbes, Hary Tanoesoedibjo berada di
peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar. Bahkan, net
worth pemilik majalah ekonomi dan bisnis Trust, tabloid remaja Genie,
dan harian Seputar Indonesia (yang terbit 2005) versi majalah Forbes,
per Maret 2013, US$1,7 miliar.
sumber