Pengusaha Indonesia jadi Orang Terkaya di Dunia

Ternyata pengusaha Indonesia juga ada yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia loh. Berita ini saya peroleh dari vivanews.com yang telah dilansir maret 2009 (agak telat juga sih, tapi buat yang belum tahu gak apa-apa kan he...) lalu. Artinya dimanapun kita berada dan apapun latar belakang kita, kita pasti bisa sukses dan mampu berperan di kancah internasional termasuk orang Indonesia, mereka patut kita teladani dan dicontoh setuju..Ayo Indonesiaku Kamu Bisa, berikut kisahnya.
Lima orang pengusaha Indonesia masuk daftar orang kaya  di dunia. Kelimanya adalah Michael Hartono, R Budi Hartono, Sukanto Tanoto, Martua Sitorus, dan Peter Sondakh.
Dalam daftar 1.000 Orang Terkaya Dunia 2009 yang ditelusuri dari laman Majalah Forbes, Kamis 12 Maret 2009, Michael Hartono (69) dan R Budi Hartono (68) sama-sama bertengger di posisi 430 orang kaya dunia. Kakak beradik pemilik perusahaan rokok, PT Djarum, ini masing-masing memiliki kekayaan sebanyak US$ 1,7 miliar.
Keduanya juga tercatat sebagai pemilik 50 persen saham Bank Central Asia. Tidak hanya itu, mereka juga memegang saham di sejumlah perusahaan properti, seperti pusat perbelanjaan mewah, apartemen, perkantoran dan hotel di Grand Indonesia.

Sukanto Tanoto 2 Tingkat di Atas Donald Trump
Orang kaya Indonesia lain yang masuk jajaran top terkaya dunia adalah Sukanto Tanoto (56), pemilik perusahaan Raja Garuda Mas  International yang berdomisili di Singapura. Ia tercatat di peringkat 450 dengan harta kekayaan sebanyak US$ 1,6 miliar. Usahanya banyak bergerak di bidang agrikultur.
Meski sama-sama memiliki harta senilai US$ 1,6 miliar, miliuner asal Amerika Serikat, Donald Trump, berada dua tingkat di bawah peringkat pengusaha Indonesia, Sukanto Tanoto.

Bos Raja Garuda Mas dan Donald Trump sama-sama duduk di peringkat 450 orang terkaya di dunia tahun 2009 versi majalah Forbes yang baru-baru ini dirilis. Dibandingkan data Desember 2008 lalu, jumlah kekayaan Sukanto jauh berkurang. Saat itu data Forbes menyebutkan kekayaannya US$ 2 miliar. Ini berarti dalam kurun waktu tiga bulan, hartanya turun US$ 400 juta.

Tapi jika dibandingkan dua orang kaya Indonesia lainnya, Michael Hartono dan R Budi Hartono, Donald Trump selisih 20 peringkat. Dua orang kakak beradik pemilik perusahaan rokok, PT Djarum dan Bank Central Asia itu sama-sama duduk di peringkat 430 orang kaya dunia dengan kekayaan US$ 1,7 miliar. Dibandingkan data pada Desember 2008 lalu, kekayaan Michael berkurang tipis. Saat itu jumlah kekayaannya US$ 1,72 miliar.

Turunnya harta kekayaan para konglomerat dunia ini terjadi akibat krisis global. Data majalah Forbes seperti dikutip Wall Street Journal, Rabu 11 Maret 2009, tahun ini dunia memiliki 793 miliuner. Jumlah tersebut menurun 30 persen dari tahun lalu, sekaligus merupakan penurunan pertama sejak 2003.

Nilai kekayaan bersih total orang-orang yang masuk ke dalam daftar orang kaya versi majalah Forbes jatuh 46 persen menjadi US$ 2,4 triliun. Kekayaan orang-orang kaya sekarang rata-rata memiliki nilai US$ 3 miliar, turun 23 persen dari tahun 2008.

Walaupun merugi US$ 18 miliar tahun lalu, penemu perusahaan piranti lunak terkemuka Microsoft Corp., Bill Gates tercatat sebagai orang terkaya di dunia untuk tahun 2009, dengan nilai kekayaan bersih US$ 40 miliar.

Di peringkat kedua daftar orang kaya, terdapat nama Warren Buffett dengan nilai kekayaan US$ 37 miliar. Dia kehilangan US$ 25 miliar tahun lalu setelah nilai saham perusahaannya, Berkshire Hathaway Inc., anjlok hampir sepertiga.

Bos telekomunikasi Meksiko, Carlos Slim Helu berada di urutan ketiga, dan Direktur Eksekutif Oracle Corp., Larry Ellison, berada di peringkat keempat.

Dari Batak Jadi Terkaya di Dunia
 
(Martua Sitorus )


Di dunia bisnis nasional Martua Sitorus tak banyak dikenal. Namun, nama ini masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi majalah Forbes. Dia menempati peringkat 522 terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan US$ 1,4 miliar. Dia juga sempat menyandang orang terkaya di Indonesia ke 7 pada 2007 dan ke 14 pada 2006 versi majalah yang sama.

Martua lahir 49 tahun lalu di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia sarjana ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Medan yang kecilnya dikenal dengan nama Thio Seng Hap dan dikenal juga dengan panggilan A Hok.

Martua memulai karir bisnisnya sebagai pedagang minyak sawit dan kelapa sawit di Indonesia dan Singapura. Bisnisnya berkembang pesat. Pada 1991 Martua mampu memiliki kebun kelapa sawit sendiri seluas 7.100 hektar di Sumatera Utara. Pada tahun yang sama pula Martua bisa membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pertamanya.

Warga Batak keturunan Tionghoa kemudian melebarkan sayapnya dengan bendera Wilmar International Limited. Perusahaan agrobisnis terbesar di Asia ini merupakan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Singapura. Bahkan, untuk pabrik biodiesel, dia memiliki produksi terbesar di dunia. Meski sebagai pemilik, Martua masih menduduki jabatan direktur eksektuf di Wilmar.

Pembangunan biodiesel dilakukan di Riau pada 2007 dengan membangun tiga pabrik biodiesel, masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun, sehingga total kapasitasnya 1,050 juta ton per tahun.

Di negeri ini, Wilmar memiliki sekitar 48 perusahaan. Salah satunya adalah PT Multimas Nabati Asahan, yang memproduksi minyak goreng bermerek Sania. Dalam laporan keuangan Wilmar, total aset Wilmar pada 2007 mencapai US$ 15,5 miliar, dengan pendapatan US$ 16,46 miliar. Pada tahun itu Wilmar juga bisa membukukan laba bersih US$ 675 juta.

Orang Indonesia lainnya yang masuk daftar Forbes adalah Peter Sondakh. Ia duduk di peringkat 701 dengan harta kekayaan sebanyak US$ 1 miliar. Pria 57 tahun ini menggeluti usaha di sektor telekomunikasi, retail dan hotel di bawah bendera Rajawali Group.
Peter adalah pemilik salah satu operator taksi terbesar, yakni Express Taxi. Pada 2007, ia menjual saham di Excelcomindo Pratama senilai lebih dari US$ 400 juta. Ia juga meneken kesepakatan dengan pemerintah Kamboja untuk mengembangkan maskapai penerbangan nasional di sana. September lalu, raja rokok Bentoel ini membuka Hotel St Regis di Bali. Ia juga memiliki rumah mewah di Beverly Hills.