Hati-Hati Tulis Komentar di Situs Jejaring Sosial

Berhati-hatilah dalam menulis 'comment' di situs jejaring sosial, tulisan ini saya buat terinspirasi dari pengalaman saya pribadi dan  juga beberapa kisah ataupun berita di media mengenai orang-orang yang tersandung masalah karena komentar di jejaring sosial baik itu facebook ataupun twitter.
Kisah saya bermula dari (mungkin bisa dibilang) 'keisengan' saya yang menulis komentar di facebook (karena ikut-ikutan yang lain nulis-nulis komentar padahal belum tenta orang tersebut kita kenal) ternyata berakibat negatif walaupun tidak parah sampai ketingkat yang lebih serius ataupun ke ranah hukum, akan tetapi cukup membuat jiwa saya terguncang dengan bahasa yang disampaikan ke saya walaupun yang membalas komentar tersebut bukanlah orang yang saya komentari tetapi pihak ketiga yang berhubungan dengan orang yang saya komentari dan dia merasa dirugikan dengan komentar saya, padahal menurut saya komentar saya tidak bermaksud menyudutkan siapa-siapa dan saya bermaksud baik sembari mencoba menjadi penengah hanya saja saya mengungkapkannya dengan bahasa inggris mungkin karena bahasa inggris saya tidak menggunakan tata bahasa yang benar alhasil menjadi salah penafsiran. Mungkin kasus saya ini hanya masalah kecil karena ketidak pahaman akan maksud yang dituju, akan tetapi apapun latar belakangnya saya tetap mendapatkan pelajaran bahwa jangan sembarangan berkomentar apalagi terhadap orang yang tidak kita kenal ataupun belum kita pahami letak permasalahannya.
Kalau kita menilik kasus-kasus lainnya seputar masalah komentar di jejaring sosial ini layak menjadi perhatian bersama. Dimana orang cenderung merasa bebas berkomentar di situs-situs jejaring tersebut sesuka hatinya tanpa menghiraukan perasaan orang yang dituju, mungkin karena tidak bertemu langsung dengan yang bersangkutan sehingga lebih leluasa berkata-kata dibanding jika berhadapan langsung, menurut saya ini adala 'efek samping' dari penggunaan jejaring sosial tersebut.
Sebagai contoh ada 4 orang siswa di salah satu SMU di Tanjung Pinang yang terpaksa harus dikeluarkan karena mengungkapkan kata-kata tidak wajar terhadap guru mereka di sekolah. Belum lama ini kita juga sempat mendengar berita bahwa artis Luna Maya juga sempat tesandung masalah hukum (pencemaran nama baik/penghinaan) karena menulis status di twitternya yeng berkaitan dengan komentarnya terhadap wartawan infotainment. Ataupun kasus salah penafsiran dari tweet yang dibuat oleh motivator kita Bapak Mario Teguh yang membuatnya terpaksa menutup akun twitternya. Padahal belum tentu semua yang mereka tulis adalah salah hanya saja mungkin bisa menyinggung atapun merugikan secara tidak langsung pihak lain karena maksud baik yang disampaikan tidak tepat sasaran, ataupun mungkin bahasa yang digunakan kurak layak dituliskan, atau mungkin media publik (situs jejaring sosial) yang kita jadikan tempat pencurahan isi hati untuk masalah tersebut belumlah tepat.
'Booming' facebook ataupun twitter di Indonesia haruslah kita sikapi dengan positif dan dimanfaatkan untuk tujuan yang positif, selain bisa menjalin silaturahmi bisa juga kita manfaatkan untuk berbagi informasi ataupun nasehat. Menulis komentar atau mengomentari status merupakan kegiatan yang menarik di facebook, akan tetapi penggunaan bahasa yang kurang tepat bisa juga berakibat fatal, untuk itu melalui tulisan ini saya menyampaikan berhati-hatilan dalam menulis status ataupun mengomentari status, gunakanlah bahasa yang baik, layak dan sopan. Semoga Bermanfaat.