Menaklukkan Mata Buta dengan Melukis

Sering kali hal-hal yang kurang menguntungkan datang beruntun. Sebelum kejadian pertama berlalu, kejadian berikutnya menimpa tak terhindarkan. Peristiwa bertubi-tubi itu bisa saja hanya sekadar kejadian kecil. Tetapi tak jarang berupa kejadian besar yang membekas seperti yang dialami oleh Ketra Oberlander, 47 tahun. 

Ketra mengalami kerusakan mata yang dikategorikan "buta" saat usianya menginjak 40 tahun. Padahal saat itu ia baru mengalami kemalangan lain setelah kariernya sebagai penulis berantakan. Profesinya berakhir karena industri dot com yang menjadi tulang punggung hidupnya di Silicon Valley, Amerika Serikat, hancur akibat goncangan krisis ekonomi yang melanda dunia.

"Seperti perusahaan yang divonis bangkrut, profesi saya juga mengalami hal yang sama," ia memberi perumpamaan. Malangnya lagi, profesi itu tak mungkin ditata ulang karena kondisi mata yang jadi buta sehingga Ketra benar-benar harus mengubur profesi yang dicintainya.
Bagaimana pun ini pengalaman yang berat. Butuh ketegaran untuk menerimanya. Tetapi Ketra bukan orang yang mudah menyerah. Meski ia bisa dimafhumi jika harus hidup dengan hanya bergantung sepenuhnya pada suami, ia memilih cara lain. Cacat mata (ia hanya bisa melihat jika mata didekatkan pada objek sejarak sekitar sejengkal) yang baru diterimanya baginya bukan akhir dari segalanya. Masih ada potensi lain dalam dirinya yang bisa digali dan dikembangkan menjadi sesuatu yang mungkin malah bisa menjadi profesi baru yang luar biasa. 

Suatu kali Ketra meminta suaminya, Simeon Leifer (seorang pembuat software), memotret close-up bunga di pekarangan rumahnya. Lalu hasilnya dimasukkan ke dalam komputer. Dengan menampilkan gambar bunga di layar secara penuh dan tingkat kekontrasan yang tinggi, mulailah Ketra melukis dengan meniru bunga itu. Ia mendekatkan matanya pada layar sampai sekitar 10 sentimeter jaraknya, begitu dekat. Lalu mengambil kuas, mencelupkannya pada cat, dan menyapukannya ke kanvas dengan wajah yang juga amat dekat pada objek yang dilihatnya.
Ketra, dalam sebuah pameran
Akhirnya lukisannya jadi. Meski semula tak berharap lukisannya dinilai bagus, ternyata respon rekan-rekannya di luar dugaan. Lukisan bunganya disukai banyak orang. Untuk mengetahui respon lebih luas ia menitipkan lukisannya itu pada suatu pameran. Ternyata lukisannya mendapat penghargaan! "Saat itu saya langsung berseru, 'Sekarang saya sudah menemukan profesi baru'," ujarnya. 

Sejak itu ia jadi pelukis dan kemudian mendapat banyak penghargaan. Bahkan ia jadi pengusaha dan konsultan seni! Luar biasa!! 

sumber: http://www.andriewongso.com/