Merengek ???

Kalau kita memperhatikan anak kecil yang meminta mainan yang disukainya pastilah mereka merengek-rengek untuk segera dipenuhi keinginannya, setelah dimiliki dan bermain dengannya sebentar dan mendapatkan mainan baru yang lebih menarik segera saja mainan lamanya itu dibuang , begitu seterusnya tanpa ada akhirnya, mungkin inilah sifat alamiah manusia.

Ada pepatah mengatakan ‘Rumput di rumah tetangga selalu kelihatan lebih hijau dibandingkan rumput di rumah sendiri’. Jika sedang dirundung masalah terkadang individu manusia memandang hidupnya sangatlah berat, memandang individu lain seakan tak memilki masalah seberat dirinya dan kemudian  berlarut-larut didalamnya, yang anehnya ketika kita mendapatkan kesenangan ia lupa kepada individu lain yang memiliki masalah dan butuh bantuannya bahkan tak jarang ia kurang puas akan yang dimilikinya kemudian kembali melihat orang lain yang lebih senang daripada dirinya.

Selalu terpaku kepada apa yang ada diluar diri kita ataupun jangkauan kemampuan kita saya rasa hanya akan merusak jiwa kita sendiri. Kalau kita mau menanyakan kepada seluruh individu di bumi ini apakah mereka memilki ketidak puasan dalam hidupnya pastilah mereka menjawab iya, hanya saja penyeselesaian ataupun sikap dalam menghadapinya yang berbeda-beda. Ada yang terus-terusan meratapi, emosional, mengutuk ketidak adilan hidup, benci kepada orang yang berkuasa karena menjadikan hidupnya seperti itu dan seterusnya, intinya menyalahkan pihak luar atas apa yang terjadi di dirinya. Tetapi banyak pula yang menyikapinya dengan positif bahkan tak jarang menemui kesuksesan hidup karena dia pintar mencari celah-celah diantara kesulitan hidupnya.

Kita memang dituntut memiliki keinginan dalam hidup karena melalui keinginan-keinginan tersebutlah kita bisa terus bersemangat dan memiliki tujuan ketika berpetualang dalam keseharian menaklukan rimba kehidupan ini. Tanpa adanya keinginan, motivasi untuk bertahan hiduppun menjadi sia-sia karena itu buatlah keinginan-keinginan anda sebanyak atau sebesar apapun bahkan tidak mungkin menurut logika anda saat ini sekalipun. Akan tetapi yang perlu menjadi catatan kita disini adalah upaya kita untuk memenuhi keinginan-keinginan kita tersebut.

Setiap hari bekerja dan berdoa merupakan upaya realistis yang kita lakukan untuk memenuhi kenginan tersebut, tetapi tetap konsistenkan kita dalam upaya tersebut dan sabarkan kita menunggu hingga terwujudnya keinginan? Pada saat inilah terjadi perbedaan sikap dan berfikir diantara individu manusia, saat yang biasa disebut proses adalah saat-saat terberat dalam mencapai terpenuhinya keinginan. Tak sedikit dari kita yang masih bersikap seperti anak kecil, berharap instan dengan merengek-rengek kepada yang menentukan. Karyawan merengek kepada atasannya dengan ‘menjilat’ secara pribadi bukan dengan prestasi agar dinaikkan jabatan, pengusaha merengek kepada pejabat dengan ‘menyuap’ dengan uang bukan dengan proposal yang meyakinkan agar proyeknya bisa diloloskan, politisi merengek kepada calon pemilihnya dengan ‘membagi-bagikan uang’ bukan dengan paparan visi misi serta tindakan nyata sebelum dia mencalonkan diri ataupun setelahnya. Dan masih banyak lagi rengekan-rengekan lainnya yang seharusnya malu untuk dilakukan.

Tetap bertahan dengan kondisi apapun saat ini dan selalu bersyukur atas apa yang dimiliki membuat perjalanan menuju pencapaian keinginan terasa ringan. Seperti yang dikatakan Mario Teguh bahwa Hidup ini adalah tau-tau, tanpa disadari tau-tau kita sudah selesai sekolah, tau-tau jadi sarjana, tau-tau memiliki pendamping, tau-tau punya anak, tau-tau ada kendaraan, tau-tau bisa beli rumah, dan seterusnya, jadi kenapa kita harus merengek-rengek kalau apa yang dinginkan pasti akan didapatkan sehingga kemudian layak disebut orang yang sukses.

Terakhir, ada sedikit catatan untuk menjadi orang sukses yang benar-benar sukses. Mengukur kesuksesan diri sendiri dengan kesuksesan orang lain bisa bermanfaat untuk dijadikan motivasi agar tetap semangat, akan tetapi dengan terus mengukur kesuksesan orang lain dengan mengabaikan apa yang telah dicapai padahal itu adalah tujuan yang  kita inginkan bisa menjadi boomerang bagi jiwa kita sendiri. Setiap hari gelisah, tidak tenang dan penuh amarah membuat jalan menuju kesuksesan itu semakin mustahil. Cobalah ukur kesusksesan itu berdasarkan keinginan ataupun ukuran kesuksesan menurut anda sendiri pastilah saat ini anda telah menjadi orang sukses, tetap bersyukur dan berikan reward kepada diri anda sendiri karena kesuksesan itu adalah relative.