Dalam Renunganku Seorang

Pada suatu hari di pagi yang cerah tanggal 15 Juni 2010, di sudut kota pelajar nan berbudaya Yogyakarta ku ingin mencoba menuliskan beberapa perenunganku tentang suksesku yang mungkin buat sebahagian orang tidak berarti. 

Perjalanan hidupku dimulai 27 tahun yang lalu, tanpa terasa seperempat abad lebih telah ku diami bumi ini, dan selama ini apa saja yang telah kulakukan adakah prestasi kebaikan atau hanya perusakan saja yang kubuat?. Kiranya aku harus banyak bersyukur karena seumur hidup belum pernah mengalami tidak makan sama sekali barang 1 hari saja, mendengar kisah masa kecil orang tuaku aku jauh lebih baik dari mereka belum lagi jika ku melihat jauh dibelahan dunia ketiga sana sungguh miris melihat keadaan mereka. Apalagi jika ditambah dengan keberhasilan orang tuaku menjadikan aku seorang sarjana, membuat aku bisa mandiri dan mengetahui hakikat hidup di dunia ini.

Manusia memang baru menyadari apa yang telah dia miliki ketika semuanya telah pergi, dan cenderung meratapi apa yang belum bisa dia miliki. Sudahlah, apapun yang terjadi saat ini mungkin inilah yang saat ini harus ku syukuri. Aku mencoba berterima kasih saja, ya cukup berterima kasih saja dan berusaha tidak meminta karena ku yakin Dia tau apa dan kapan untuk memberikan yang terbaik. Kekuatan yang ku coba untuk dikumpulkan ketika bertahan tanpa rasa terima kasih begitu amat membebani tetapi dengan suplemen berterima kasih aku merasa seperti tidak terjadi apa-apa, hidup lebih easy going toh pada kenyataannya aku tidak punya pilihan kecuali harus menerima dan melewatinya. 

Setiap orang pasti merasakan beban yang sangat berat ketika bertemu masalah dan masalah itu pasti ada setiap harinya pada setiap individu jadi apa yang harus dikhawatirkan kalau dimanapun berada atau berubah menjadi siapapun tetap akan menemukan hal yang sama.

Percaya adanya Tuhan amatlah penting kurasa ketika ku sudah mulai mengerti akan tanggung jawabku berada di bumi ini. Apa yang dicari oleh manusia setiap harinya tidak terlepas dari 2 hal yaitu Kebutuhan Jasmani dan Kebutuhan Rohani. Kebutuhan jasmani berhubungan erat dengan ekonomi atau materi, setiap hari penduduk bumi bertebaran kemana-mana untuk mencari 'recehan' pundi rezeki yang di sediakan guna memenuhi kebutuhan jasmani dirinya. Akan tetapi kebutuhan jasmani itu tidak bisa menghasilkan sendiri dia berhubungan erat dengan kebutuhan rohani sebagai penentu atau hati dalam menyikapinya, disinilah manusia butuh kebahagiaan, kasih sayang, cinta, perhatian, perlindungan dan keberuntungan yang semua itu tak bisa lepas dari sosok abstrak nan sempurna yang bernama Tuhan. Ketika pemenuhan kebutuhan jasmaninya sangat sulit didapat seseorang masih bisa bertahan jika kebutuhan rohaninya terpenuhi dengan baik akan tetapi hidup seseorang menjadi tidak berarti jika kebutuhan jasmaninya bergelimpangan sedangkan rohaninya hampa. Kekayaan rohani inilah yang kubutuhkan semoga Tuhan memberikan bimbinganNya, karena kebutuhan rohani adalah kebutuhan kedua jadi jika aku mampu memilikinya pasti aku juga telah memiliki kebutuhan jasmani bukankah sebelum angka 2 pasti ada angka 1, so jika kaya rohani (hati) pastilah kaya jasmani (materi). Terima Kasih Tuhan.