Membentak Anak, Tindakan yang Sia-Sia

Ibu yang ideal adalah ibu yang sabar dan selalu membawa keceriaan pada anak-anaknya. Namun ada kalanya, si kecil berulah saat suasana hati Anda tak enak. Akhirnya, kelepasan deh, Anda berteriak. Lalu Anda bingung, kenapa si kecil bisa tumbuh menjadi pembangkang saat memasuki usia sekolah. Sulit sekali memintanya melakukan sesuatu seperti belajar, mandi, makan bahkan tidur. 
Tak jarang si kecil malah marah dan bersikap makin mengesalkan saat Anda berusaha mendisiplinkannya. Jangan berpikir dengan bersikap galak anak akan takut,  justru bisa makin ekstrim kelakuannya: melempar barang, berteriak, hingga memukul.
Menyikapi anak yang sulit untuk diarahkan, orang tua seringkali terpancing untuk mengeluarkan nada tinggi bahkan membentak. Namun jika ini dilakukan, menurut  Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psikolog Anak dan Remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia akan membuat anak semakin membangkang, terlebih di saat anak sedang tidak tenang dengan luapan emosi tinggi.

"Anak memiliki emosi yang belum stabil,  dan belum dapat mengkomunikasikan dengan baik yang dirasakannya. Sehingga dibutuhkan pembelajaran emosi dengan verbalisasi emosi. Misal, anak marah, orang tua bisa mengatakan, 'oh, kamu sedang marah, ya' atau begitu pula saat anak sedih. Namun tentu saja perkataan tadi tidak diucapkan ketika anak sedang mengalami luapan emosi. Tunggulah sampai ia tenang," jelas Vera saat ditemui pada acara "Media Coaching Clinic Lifebuoy & KidZania Jakarta", Kamis (20/12/2012).

Selain menggunakan nada tinggi, orang tua juga tidak dibenarkan berbohong dalam mendisiplinkan anak. Berbohong seperti menakuti-nakuti anak yang susah diajak tidur malam hanya akan membuatnya menjadi penakut. "Orang tua berpikir berbohong pada anak dengan tujuan baik atau white lies tidak akan memberikan pengaruh yang buruk.  Namun sebaliknya, Anak akan menolerir dirinya ketika berbohong," kata Vera. Kunci agar anak mematuhi aturan rumah adalah komunikasi.

Jangan sampai komunikasi anak yang belum baik, malah menjadi konflik karena komunikasi dua arah dengan orang tua juga tidak baik. Vera menyarankan, "Cobalah buat penghargaan atas pendapat-pendapat dari anak kita. Caranya dengan memberikan kebebasan memilih. Contohnya ketika ia harus mandi, padahal ia masih asyik bermain, buatlah ia memilih mainan yang ingin dibawa saat mandi.  Dengan diberi kesempatan memilih, anak merasa pendapatnya dihargai sehingga ia pun perlahan mau mengikuti aturan yang sudah dibuat."(Sumber)


--------------- DIBELI PERLENGKAPAN KOS BEKAS KAMU : Laptop / Komputer / TV / LCD / PS / Lemari / Kipas Angin / Buku / Kasur, DLL. HUB: 085229108283 / pinBB: 2A 4994 AD (JOGJA - Sekitarnya Kami Jemput) ---------------