Keteguhan Hati Abraham Lincoln

Abraham Lincoln lahir di Hardin County, Kentucky, pada 12 Februari 1809. Orangtuanya miskin dan tidak berpendidikan. Lincoln sendiri hanya mengecap pendidikan selama kira-kira setahun. Ketika beranjak dewasa ia berusaha keras untuk menambah pengetahuannya dengan membaca buku dan menulis hingga kemudian jadi ahli hukum.


Masa mudanya ia habiskan dengan menjalani berbagai pekerjaan mulai dari pembelah kayu pagar, tentara, menjadi kelasi di kapal-kapal sungai, juru tulis, pengurus kedai, kepala kantor pos, dan akhirnya menjadi pengacara. Suatu kali ketika ia menyewa kapal ke New Orleans untuk mengangkut barang-barang dagangan, untuk pertama kalinya ia melihat perbudakan. Dan saat kedua kali datang ke kota itu ia berjanji akan menghapuskan perbudakan ini. Keinginannya itu terealisasi ketika ia telah menjadi pengacara. Tak sedikit budak yang berhasil dibebaskannya.

Keinginan membebaskan perbudakan di Amerika begitu besar. Keinginan ini mewarnai karier politiknya. Langkah pertamanya di kancah politik dimulai tahun 1832, sewaktu ia masih berusia 23 tahun. Ketika itu ia mencoba menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Kongres) dari Illinois. Namun kalah pemilihan. Dua tahun kemudan ia berusaha lagi. Kali ini menang. Dan ia terpilih lagi untuk dua periode berikutnya.Pada tahun 1846, Lincoln terpilih menjadi anggota Kongres. Namun keanggotaannya tidak diperpanjang karena ia mengusulkan undang-undang untuk mengakhiri perbudakan di distrik Columbia. Karena kecewa, ia kembali mengaktifkan biro hukumnya dan menghentikan kegiatan politiknya untuk beberapa waktu.

Tahun 1854, isu perbudakan yang mencuat membuatnya kembali ke kancah politik. Lincoln tak menyangka bahwa setengah dari negerinya mempertahankan praktek perbudakan. Ia berpikir, tak mungkin bangsanya terdiri dari separuh budak separuh bukan. Namun ia terpukul saat gagal meraih kursi Senat AS.

Meski begitu ia tak menyerah. Tahun 1860 ia justru terpilih menjadi calon presiden dari Partai Republik. Akhirnya ia memenangkan pemilihan presiden dan menjadi Presiden AS yang ke-16. Di masa kepresidenan Lincoln inilah muncul harapan para budak di AS terbebas dari sistem yang menjadikan mereka manusia kelas dua. Kepemimpinannya melahirkan harapan baru dan semangat baru.

Sayangnya pada 15 April 1865, ia meninggal setelah ditembak pemain sandiwara yang memiliki gangguan jiwa sehari sebelumnya di teater Ford, Washington. Amerika berduka. Namun itu tak memupus ambisinya mengenyahkan perbudakan dari Amerika. Kini di Lincoln Memorial, tertulis semangatnya yang terus menyala yang ia ucapkan saat pelantikan presiden untuk kedua kalinya. “Dengan keteguhan hati dan kebenaran yang sesuai dengan titah Tuhan, marilah kita berusaha untuk menyelesaikan tugas kita sekarang, yaitu menyembuhkan luka-luka bangsa.” Itulah Abraham Lincoln yang tak hanya menjadi tokoh kenamaan AS melainkan juga dibanggakan dunia.

 Surat Abraham Lincoln Kepada Kepala Sekolah

Berikut adalah sebuah surat yang ditulis sendiri oleh Abraham Lincoln (1809-1865; negarawan AS) kepada Kepala Sekolah putranya. Meski ditulis puluhan tahun silam, isinya tetap relevan hingga sekarang bagi semua kalangan, entah itu eksekutif, pekerja, guru, orangtua, dan murid.

Pesan untuk Para Guru
"Saya tahu dia (baca: putra Lincoln) harus belajar bahwa tidak ada manusia yang bersikap adil dan berlaku jujur. Tapi, tolong ajari dia indahnya buku-buku... dan berikan dia juga waktu untuk merenungkan misteri abadi tentang burung-burung di langit, lebah-lebah di bawah matahari, dan bunga-bunga di lereng bukit yang menghijau.

Di sekolah, ajari dia bahwa kegagalan itu jauh lebih terhormat daripada berbuat curang.... Ajari dia untuk meyakini gagasan-gagasannya sendiri, meski semua orang berkata dia salah.

Ajari dia untuk bersikap lembut kepada orang-orang yang juga bersikap lembut, dan bersikap keras kepada orang-orang yang juga bersikap keras. Berikan putra saya kekuatan untuk tidak begitu saja mengikuti orang banyak ketika mereka sedang bersukaria akan sesuatu....

Ajari dia untuk mendengarkan semua orang yang berbicara padanya; tapi ajari dia juga untuk menyaring kebenaran dari semua hal yang didengarnya, dan hanya mengambil hal-hal yang positif saja.

Ajari dia cara untuk tertawa di saat dia sedih.... Ajari dia agar tidak malu untuk menangis.

Ajari dia untuk mencemooh orang-orang yang bersikap sinis dan bersikap waspada terhadap orang-orang yang selalu bermuka dan bermulut manis.

Ajari dia untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan pikirannya untuk melakukan hal-hal terbaik, tapi jangan pernah menjual hati dan jiwanya. Ajari dia untuk tidak mendengarkan kelompok orang yang berteriak-teriak... dan tetap berjuang mempertahankan pendiriannya jika memang dirinya benar.

Perlakukan dia dengan lembut, tapi jangan manjakan dia, karena hanya melalui tempaan apilah bisa tercipta baja yang terbaik. Biarkan dia memiliki keberanian untuk bersikap tidak sabar. Biarkan dia memiliki kesabaran untuk bersikap berani. Ajari dia untuk selalu mempunyai kepercayaan yang sungguh-sungguh pada dirinya, karena dengan begitu ia akan memiliki kepercayaan pada sesamanya.

Pesan ini sangat penting, namun lakukan saja sebisa Anda. Putra saya adalah anak laki-laki yang baik!
-Abraham Lincoln"

sumber