Azim Premji, Ketika Jiwa Bisnis dan Kedermawanan Bertemu

Predikat sebagai minoritas bukan penghalang untuk sukses dan memberi sumbangsih kepada orang lain. Setidaknya itulah pelajaran yang bisa diambil dari kedermawanan Azim Premji. Pengusaha ini berhasil membangun imperium bisnis Wipro Technologies menjadi salah satu perusahaan teknologi informasi (IT) papan atas India, bahkan di dunia.

Di India, dia adalah ikon pengusaha sukses dan menjadi sumber inspirasi ribuan pengusaha. Premji, yang seorang muslim, berhasil membuktikan bahwa kalangan minoritas juga memiliki peluang berhasil. Majalah Forbes memasukkannya dalam daftar 25 orang terkaya di dunia.

Pada 6 Oktober 2007 lalu, dia tercatat sebagai orang kelima terkaya di India dengan kepemilikan mencapai USD18.5 miliar (Rp170 triliun). Sebenarnya, pengusaha yang kini tinggal di Bangalore ini dulu tidak pernah terpikir menjadi pengusaha.

Beberapa saat setelah lulus dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, Premji dipanggil pulang ke India karena ayahnya meninggal dunia. Musibah ini mengharuskan Premji mengelola bisnis minyak goreng yang dirintis keluarga.

Premji mulai menangani bisnis dengan visi sederhana, yaitu membangun organisasi berdasarkan norma-norma nilai. Suatu ketika, dalam rapat perusahaan, terdapat seorang pemegang saham yang meragukan kemampuan Premji untuk memegang kendali karena usianya yang masih sangat muda.

Akhirnya, secara otoriter Premji memaksa orang itu menjual kepemilikan sahamnya dan menggantinya dengan komisaris lain. Premji mengubah perusahaan minyak goreng yang diwariskan ayahnya menjadi perusahaan layanan teknologi raksasa Wipro, perusahaan yang bergerak di bidang peranti lunak teknologi informasi.

Sekarang, CEO Wipro ini mempekerjakan lebih dari 55 ribu pegawai. Selain itu, suami dari Yasmeen Premji ini berencana merekrut 14 ribu pegawai yang baru menyelesaikan studi di universitas.

Belakangan, Premji mendirikan Wipro Arabia yang bekerja sama dengan perusahaan Dar Al-Riyadh, Arab Saudi. Walaupun menjadi salah satu orang terkaya, Premji justru mengedepankan sikap sederhana dan rendah hati.
Seorang pejabat Wipro menceritakan, ketika Premji tiba di Bandara Mumbai dari Bangalore, dia langsung ke kantor cabang Wipro menggunakan taksi, tidak dijemput mobil perusahaan dan tidak menggunakan jasa pengawal pribadi.

Di kantor pusat Wipro Bangalore, dia menolak disediakan tempat parkir khusus. "Kalau mau dapat parkir di tempat strategis, ya datanglah pagi-pagi," cetus Premji. Seluruh keuntungan materi yang diraup Premji dari kerajaan bisnisnya tak lantas membuat dirinya berpaling dari relasi horizontal demi mewujudkan relasi vertikal dengan Sang Pencipta.

Premji sadar, kekayaannya merupakan titipan Tuhan yang harus dirasakan orang sekitar. Pada 2001, Premji mendirikan Yayasan Azim Premji yang berorientasi pada peningkatan pendidikan dan taraf sosial penduduk India.
"Jargon yang diusung yayasan adalah berupaya menciptakan pengaruh nyata dalam setiap wacana sosial yang dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah dan elemen masyarakat lain," kata Premji.

Pada 2000, dia dianugerahi doktor honoris causa oleh lembaga Pendidikan Tinggi Akademi Manipal. Pada tahun yang sama, majalah Asiaweek menominasikan Premji masuk 20 orang paling berpengaruh di dunia.

Selain itu, Business India menobatkannya sebagai Businessman of the Year 2000. Kemudian majalah Forbes menobatkan Premji sebagai satu dari 50 orang terkaya di dunia selama rentang waktu 2001 hingga 2003.

Tak kurang, TIME juga mencatatkan nama Premji untuk masuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia. Pada Oktober 2003, Business Week menampilkan foto Premji di halaman depan dengan judul "Raja Teknologi India".

Dia menjadi orang India pertama yang meraih Faraday Medal pada 2005. Pada tahun itu juga Premji berhak mendapatkan Padma Bushan, sebuah penghargaan tertinggi untuk warga sipil di India.
Kini, Premji adalah salah satu dari 30 pengusaha papan atas dunia selama 2007, versi majalah Business Week. Berkat kesuksesan membangun kerajaan bisnis teknologi informasi, Premji dipercaya pemerintah untuk duduk di pos Dewan Penasihat Perdana Menteri untuk Teknologi Informasi.
sumber: okezone.com