Berani Sukses ? Berani Gagal !

David J Schwartz dalam bukunya The Magic of Thinking menjelaskan bahwa banyak kegagalan manusia karena dihinggapi oleh penyakit pikiran yang mematikan yang bernama penyakit 'dalih' (execusitis). Meski tak tampak secara langsung, penyakit ini amat berbahaya bagi kelangsungan perjalanan menuju kesuksesan.

Gejala awal yang dimunculkan adalah adanya berbagai alasan yang dilontarkan setiapkali akan mencoba memulai. Seseorang yang teridap penyakit ini tidak mengevaluasi dan mencari jalan keluar atas kegagalannya tetapi lebih menekankan kepada mencari alasan kenapa bisa gagal. Dengan demikian yang terjadi adalah tidak pernah mencapai kesuksesan karena terlalu sibuk dengan mencari-cari alasan kenapa gagal.


Penyakit dalih yang menimpa orang-orang itu biasanya muncul dalam 4 bentuk yaitu: Dalih Kesehatan, Dalih Intelegensia, Dalih Usia dan Dalih Nasib.

Dalih Kesehatan, biasanya ditandai dengan ucapan-ucapan "kondisi fisik saya yang kurang sempurna" atau "saya tidak enak badan" atau "kalau dipaksakan nanti kesehatan saya malah memburuk, jadi mendingan begini saja". Masih banyak lagi ungkapan-ungkapan 'pembenaran' lainnya yang sebenarnya sudah memvonis dirinya sendiri dengan alasan kesehatan atau kekurang-sempurnaannya secara fisik.

Dalih kedua yang sering digunakan oleh mereka yang tetap gagal adalah Dalih Intelegensia. Dalih ini ditandai dengan ucapan "saya 'kan tidak pintar" atau "prestasi saya tidak ranking atas" atau "pendidikanku kan cuma tingkat dasar mana mungkin lah" atau "dia lebih pandai dari saya" dan masih banyak lagi yang pada umumnya selalu memvonis dirinya sendiri tidak lebih pandai dari orang lain.

Dalih berikut yang sering digunakan adalah Dalih Usia. Dalih ini ditandai dengan ungkapan "saya 'kan sudah tua jadi sudah terlambat" atau sebaliknya "saya masih terlalu muda untuk mendapatkan itu" atau "biarkan yang lebih tua aja deh duluan" dan sejenisnya. Pertanyaan yang dapat kita ajukan untuk hal ini adalah 'Apakah untuk melakukan sesuatu, sukses dan berbuat baik pada dunia hany boleh dilakukan pada umur tertentu ?'

Dalih yang terakhir yang paling sering digunkan adalah Dalih Nasib. Dalih ini ditandai dengan ungkapan "mungkin sudah nasib saya seperti ini" atau "sudahlah saya pasarah saja" atau "ya sudahlah mungkin sudah takdirku" dan masih banyak ungkapan lainnya lagi yang secara tidak langsung menyalahkan Tuhan karena membuat dia menjadi tetap seperti itu. Mereka orang-orang yang gagal senantisa berkata "itu tidak mungkin akan berhasil"atau "percuma, sia-sia saja dilakukan". Sebaliknya, orang yang sukses dan terus berpresati mecatatkan namanya dalam sejarah kehidupan manusia akan selalu berkata "mengapa tidak mencobanya dulu?"

Itulah diantara kenapa orang-orang yang selalu mencari 'pembenaran' atas kegagalan yang mereka lakukan akan tetap gagal dalam pencapaian kesuksesannya karena selalu berpegang pada empat dalih diatas bukannya berusaha mencari solusi dari akibat kegagalan itu. Hendaknya kegagalan-kegagalan tersebut kita jadikan 'cambuk' untuk terus maju dan berkreasi mencari hal-hal yang baru, mungkin kita bisa mencontoh mantan presiden AS Abraham Lincoln yang penuh dengan pengalaman kegagalan dalam hidupnya akan tetapi dia bisa tetap survive dan mencapai kesuksesannya bahkan lebih dari apa yang bisa dipikrkan dan diimpikannya. Semoga

Ditulis berdasarkan buku 'Pelita Hidup: Menggapai Sukses Bermodal Kegagalan' karangan Rahmadi Susilo

Klik di sini untuk info seputar Dunia Komputer