Kesemutan Bahaya ?

Kesemutan muncul pada waktu kita duduk bersila, duduk bersimpu, jongkok, mengetik, tidur miring sehingga menekan salah satu tangan atau kaki kita dalam waktu yang lama. Kemudian, kesemutan itu diikuti oleh rasa kebal, mati rasa, nyeri, dan terasa seperti ada yang merambat. Masyarakat awam pada umumnya menganggap kesemutan merupakan suatu hal yang sepele, karena sifatnya easy come-easy go, yang bisa dihilangkan dengan meluruskan, meregangkan, menggerak-gerakkan perlahan bagian tubuh yang kesemutan tadi beberapa saat, padahal kesemutan justru bisa menjadi pertanda adanya hal-hal yang tidak biasa dan serius dalam tubuh kita.

Kesemutan artinya sensasi pada permukaan tubuh tertentu yang tidak dibangkitkan oleh perangsangan atau stimulus khusus dari dunia luar atau perangsangan atau stimulus yang tidak berarti.

Kesemutan sebagai bagian dari gejala penyakit sebenarnya tahap paling awal dari suatu proses kehilangan rasa. Proses itu adalah :

* paraesthesia (kesemutan)
* hypaesthesia (baal)
* anaesthesia (hilang rasa sama sekali).

Makna pareshtesa sendiri sebenarnya lebih luas dari kesemutan. Rasa dingin atau panas setempat, rasa dirambati sesuatu juga masuk dalam kategori paresthesia.

Kesemutan merupakan sebuah gejala gangguan pada fungsi saraf atau aliran darah seseorang. Jika kesemutan itu dari paha sampai ke ujung kaki, maka yang paling sering adalah gangguan pada saraf, seperti neuropati atau juga iscialgia (nyeri pada saraf tungkai, yaitu saraf ischiadicum). Jika kesemutan itu terutama di betis, biasanya itu akibat gangguan pada pembuluh darah karena betis adalah daerah predileksi penyakit varises.

Gangguan fungsi saraf bisa disebabkan banyak macam, misalnya kerusakan atau iritasi serabut saraf. Serabut-serabut saraf yang membawa sensasi kesemutan dikenal sebagai serabut saraf sensorik. Tidak hanya kesemutan, saraf sensorik juga menyampaikan sensasi lain seperti panas, dingin, raba, nyeri, tekan, getar dan rasa posisi.

Mekanisme penerimaan rangsangan sampai terwujudnya apa yang kita rasakan :

Rangsangan di kulit (misalnya, memegang air dingin, dicubit, disentuh) akan diterima oleh reseptor (penerima rangsangan) yang terletak di bawah permukaan kulit untuk kemudian diteruskan ke saraf tepi (saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang), lalu masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Kemudian stimulus diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran utama impuls-impuls sensoris yang berperan penting dalam memproses/mengolah informasi sensorik ini). Dari sini, stimulus dikirimkan ke pusat sensorik di otak besar (cerebral cortex), yang disebut korteks sensorik. Pada saat inilah, apa yang dirasakan tersebut disadari oleh si individu.

Kalau ada gangguan dalam jalur sensorik tersebut, misalnya akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh, maka timbullah kesemutan. Bisa juga karena saraf terjepit (karena pengapuran pada tulang belakang) atau saraf robek/putus akibat kecelakaan.

Kesemutan yang tidak disertai dengan gejala-gejala lain biasanya menandakan adanya gangguan pada reseptor di kulit atau pada cabang-cabang saraf tepi. Namun, kita mesti lebih waspada jika ada gejala lain di luar kesemutan.

Ada pula karena gangguan aliran darah yang menimbulkan pemberian makanan di saraf terhambat dan menyebabkan sensasi kesemutan, misalnya karena tangan kita tertekuk lama atau tertindih sehingga menghambat aliran darah dan menjadi kesemutan.

Meskipun tidak menyebabkan sesuatu yang fatal, biasanya kesemutan dapat menjadi sebuah pertanda adanya gangguan dalam fungsi saraf dan aliran darah. Jadi, gejala ini berfungsi sebagai semacam alarm deteksi awal.

Beberapa gangguan kesehatan serius yang ditandai gejala kesemutan, antara lain:

* Radang sumsum tulang belakang (myelitis)
Terjadi pada orang dewasa. Kadang-kadang gejala kesemutan didahului oleh flu berat. Kesemutan yang dirasakan akan menghebat, naik dari ujung jari kaki sampai ke pusar (udel). Gejalanya berkembang menjadi rasa tebal di permukaan kulit. Setelah fase ini, penderita akan mengalami kesulitan berjalan. Ini adalah gejala radang sumsum tulang belakang, yang terjadi karena infeksi virus cytomegalovirus (CMV).
Penderita menjadi tidak bisa mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dapat disembuhkan total, dapat pula hanya sembuh sebagian, tetapi ada juga yang sampai lumpuh.

* Diabetes melitus atau kencing manis
Pada penderita diabetes, keluhan kesemutan tidak berdiri sendiri, hanya merupakan keluhan minor dan bukan keluhan utama dari penyakit diabetes. Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan keluhan ini menjadi semacam pertanda. Tidak sedikit kasus ditemukan pasien diabetes diketahui dari gejala kesemutan semacam ini. Kesemutan di sini adalah akibat dari kerusakan pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung saraf berkurang. Gejala yang dirasakan biasanya telapak kaki terasa tebal, kadang-kadang panas, dan kesemutan di ujung jari terus-menerus. Kemudian disertai rasa nyeri yang menikam, seperti ditusuk-tusuk di ujung telapak kaki, terutama pada malam hari.
Untuk membedakan kesemutan biasa dengan kesemutan penyakit diabetes dapat diketahui dari adanya keluhan lain. Keluhan lain itu seperti ingin kencing terus, sering merasa haus, berat badan turun, padahal banyak makan atau keluhan lain seperti gatal-gatal dan pandangan mata kabur. Terlebih, bila ada riwayat keluarga yang menderita diabetes, ada kemungkinan besar kesemutan itu dikarenakan penyakit diabetes.

* Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Kesemutan yang menyerang ujung jari, biasanya tangan kanan, kecuali orang kidal karena pada umumnya kita lebih banyak menggunakan tangan kanan untuk beraktivitas. Kesemutan ini berkembang menjadi rasa tebal, saat digunakan beraktivitas. Gejala kesemutan ini berkaitan dengan rongga di pergelangan tangan (karpal) yang mengalami pembesaran otot-otot sehingga menekan saraf yang melewati terowongan tersebut. CTS bisa menjadi gangguan lebih serius bila didiamkan cukup lama, misalnya 1 – 2 tahun. Pada tahap ini tekanan otot sudah mengganggu aliran darah ke tangan dengan akibat otot-otot yang mengalami kekurangan nutrisi akan mengecil, dan melemahkan otot.

* Jantung
Pada penderita jantung, kesemutan dapat juga timbul karena komplikasi jantung dan sarafnya. Misalnya, pada operasi pemasangan klep jantung. Saat pemasangan, ada bekuan darah menempel, yang kemudian terbawa aliran darah ke atas, dan menyumbat salah satu pembuluh darah di otak, sehingga terjadi embolic cerebral. Bila sumbatan di otak itu kebetulan mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Bila daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan menjadi kelumpuhan.

* Rematik
Rematik juga menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Hal ini disebabkan oleh sarafnya terjepit akibat sendi pada engsel, misalnya sendi pergelangan tangan berubah bentuk. Gejala kesemutan karena rematik akan hilang bila rematik sembuh.
* Guillain-Barre Syndrome
Biasanya ditandai dengan gejala demam yang tinggi, batuk, dan sesak napas. Jika tidak cepat ditangani, kondisi pasien dapat cepat memburuk hingga terjadi pneumonia
Penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang ditemukan oleh Guillain Barre. Kesemutan biasanya terasa di sekujur tubuh, khususnya pada ujung jari-jari kaki dan tangan karena virus menyerang sistem saraf tepi. Bila keadaan itu tidak segera diatasi, serangan akan berlanjut ke organ vital tubuh. Akibatnya, penderita merasa sesak napas dan lumpuh di seluruh tubuh.

Jadi, kita harus berhati-hati apabila menemukan kesemutan yang makin lama intensitasnya makin kuat dan makin sering, apalagi jika ditemukan gejala-gejala lain sebagai penanda suatu penyakit. Jika terjadi hal seperti itu, segeralah konsultasikan ke dokter.

Lalu apa yang dapat kita lakukan sebagai pencegahannya?

* Memperbaiki aliran darah di bagian tubuh yang kesemutan, misalnya dengan memijat, secara perlahan menggerak-gerakkan bagian yang kesemutan tadi hingga hilang atau melepaskan bendungan yang menjadi penghambat aliran darah atau memberikan obat-obatan yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar.
* Memberikan obat-obatan untuk mengembalikan fungsi saraf sehingga kesemutan hilang, berupa vitamin B1, B6, dan B12 (vitamin neurotropik yang berfungsi menjaga kesehatan jaringan saraf). Vitamin B1 misalnya, penting untuk metabolisme karbohidrat, serta penyediaan energi untuk saraf. Sedangkan vitamin B6 untuk metabolisme protein dan memelihara fungsi normal saraf. Sementara B12 penting untuk sintesa asam nukleat dan menjaga integritas jaringan saraf. Untuk mengatasi nyeri, kombinasikan dengan analgesik yang berfungsi sebagai anti radang.
* Teknik akupunktur pun dapat dilakukan untuk memperbaiki aliran darah dan memperbaiki fungsi saraf. Pada awalnya, mungkin agak sedikit sakit, tapi dengan menjalankan beberapa kali terapi, masalah kesemutan tadi dapat terobati secara bertahap.
* Jika kesemutan terjadi pada penderita diabetes (Neuropati diabetik), pengobatan dilakukan dengan mengontrol gula darah, mengkonsumsi obat diabetes, dan pemberian obat-obatan yang bersifat neurotropik dan vitamin
* Jika kesemutan terjadi karena stroke, pengobatan harus segera dilakukan. Contohnya saja pada stroke akibat sumbatan, penderita harus diberikan obat pengencer darah. Penderita juga harus diberitahukan bagaimana pengaturan risiko akibat stroke, seperti hipertensi dan kolesterol.
* Hindari mengkonsumsi minuman beralkohol karena alkohol dapat mengakibatkab defisiensi vitamin B, terutama vitamin B1 yang sangat diperlukan dalam aktivitas saraf dan merokok
* Memperbanyak mengkonsumsi buah pisang atau kelapa muda. Kedua buah ini sangat membantu menghilangkan rasa kesemutan. Murah meriah, bukan!

Sumber.

Temukan Kebahagiaan Sejati DISINI