Indonesiaku Mari Belajar, Bertindak, kemudian Berprestasi,

Sabtu pagi seperti biasanya saya membaca beberapa berita di situs-situs media lokal, dan saya tertegun saat membaca salah satu berita ketika saya nyangkut di kompas.com. Dalam berita tersebut ada Salah satu hal yang menarik yaitu komentar dari  Director of Global Initiative Yahoo yang bernama Michael Smith Jr tentang perilaku masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi barang dagangan. "Indonesia adalah konsumen terbesar produk-produk yang tidak diproduksi di Indonesia, Dalam konteks produk digital, kebanyakan orang di Indonesia masih menjadi konsumen dari web-web luar negeri. contoh, dalam menggunakan Facebook, Indonesia menjadi ketiga terbesar di dunia tapi belum mampu membuat produk serupa yang bisa dikonsumsi orang Indonesia sendiri. " demikian ungkap sang mister.


Miris rasanya mendengar ungkapan tersebut, tapi demikianlah kenyataannya. Hampir semua produk modern di negeri ini adalah impor, dimulai dari otomotif, teknologi, informasi, elektronik, dan banyak lagi bahkan sampai barang-barang yang terkesan 'remeh' seperti mainan anak-anak. Alasannya karena kita belum bisa membuat atau sudah keduluan 'dipatenkan' orang luar atau karena produk luar bisa lebih murah dari pada produk dalam negeri.

Sebenarnya banyak juga produk-produk karya anak negeri ini yang selain merajai pasar dalam negeri juga sudah mendunia, seperti INDOMIE. Invasi Indomie juga telah sampai ke negeri asal mie, China, Hongkong, Taiwa, Korea, serta Eropa dan sejumlah negara Afrika. Tidak salah bila Indofood dijuluki produsen mie instant terbesar di dunia. Kemudian, BATERAI ABC. Di tengah gempuran produk baterai merek luar negeri, baterai ABC masih melenggang menguasai hampir setengah pasar domestik, baik untuk baterai jenis alkaline maupun carbon zinc. Produk PT International Chemical Industry, telah diekspor ke sekitar 50 negara, dengan berbagai merek, kecuali di Australia dan beberapa negara lain yang menggunakan merek ABC atau Alkaline. Dan masih banyak produk-produk lokal lainnya. Jadi putra-putri negeri ini juga memiliki potensi,  pertanyaanya berapa persenkah yang produktif dibandingkan dengan yang konsumtif dari sekian penduduk Indonesia yang besar ini ?.

Jangan sampai kita terjajah lagi, walaupun mungkin secara fisik kita telah merdeka tetapi pola pikir dan gaya hidup kita masih terjajah. Jangan sampai negara ini disebut sebagai negara dengan penduduk yang bodoh dan manja karena orang manja adalah orang yang lemah, sebab itu manusia Indonesia janganlah menjadi manja. Seringkali orang beranggapan bahwa manusia yang lahir dan besar di bagian bumi sekitar khatulistiwa dengan iklimnya yang tidak mengenal salju, dimanjakan oleh kondisi itu. Apalagi kalau negaranya kaya sumberdaya alam seperti Indonesia. Akibatnya adalah bahwa manusia dari sekitar khatulistiwa dianggap kurang ulet dan kalah kuat dari manusia yang tumbuh di bagian bumi dengan empat musim.

Mari kita kurangi budaya konsumtif kita terlebih untuk membeli barang yang kurang penting hanya dengan alasan ikut-ikutan perkembangan zaman, menurut saya kalau mau ikut-ikutan ikutlah, perkembangan pola pikir dan mental modern tidak hanya gaya hidupnya saja tapi pola pikir masih tradisional terbukti masih banyaknya kekerasan yang terjadi hanya karena asas praduga alias persepsi pribadi (subyektif) padahal sebenarnya tidak mengerti apa permasalahan sebenarnya. Indonesiaku Mari kita Belajar, Bertindak, kemudian Berprestasi, Semoga.

Temukan Kebahagiaan Sejati DISINI