Saya bersyukur karena saat ini Saya belum bisa bersyukur

 “Gratitude is the secret to life. The greatest thing is to give thanks for everything. He who has learned this has penetrated the whole mystery of life – giving thanks for everything
("Perasaan syukur adalah kunci rahasia kehidupan. Hal paling agung adalah berterima kasih untuk segala hal. Barang siapa yang telah mempelajari hal ini berarti telah menembus dan menguak semua misteri kehidupan – berterima kasihlah untuk segala hal.”) - Albert Schweitzer -
Apa sih sebenarnya syukur ?
Syukur memiliki dua makna: makna harafiah dan makna transenden. Secara harafiah, syukur adalah perasaan yang muncul dalam hubungan interpersonal saat seseorang menerima sesuatu yang (dipandang) berharga dari orang lain. Dalam hal ini syukur membantu jalinan keakraban dan memperkuat relasi antarindividu.
Perasaan syukur berasal dari dua tahap pemprosesan informasi: (1) penerimaan atas kebaikan, kemudahan, rejeki, keberlimpahan, atau hal-hal yang baik dalam hidup seseorang, dan (2) pengakuan bahwa sumber kebaikan ini sebagian terletak di luar diri kita.
Makna syukur yang kedua bersifat abadi, spiritual, dan transenden. Ilmu filsafat dan teologi memandang syukur sebagai suatu bentuk hubungan yang intim antara manusia dan Sang Pencipta.
Penjelasan makna syukur menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sejalan dengan dua makna di atas:
•syukur = rasa terima kasih kepada Tuhan
•bersyukur = berterima kasih
•mensyukuri = berterima kasih kepada Tuhan karena sesuatu hal
Dari definisi di atas tampak jelas bahwa syukur merupakan suatu bentuk komunikasi atau ungkapan hati kita, ungkapan rasa terima kasih yang tulus kepada Sang Pencipta, atas nikmat, berkah, rejeki, atau impian yang akan kita dapatkan.
Kitab suci juga mengingatkan kita betapa pentingnya perasaan syukur:
Dan (ingatlah) di waktu Tuhan kalian memperingatkan. Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat-Ku kepada kalian; dan jika kalian mengingkarinya, maka azab-Ku amat berat sekali. ~QS Ibrahim 7
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. ~Filipi 4:6
Kualitas spiritual dari syukur yang berlaku dalam berbagai tradisi agama dengan sangat apik dijelaskan oleh Streng (1989) dalam kalimat, “ ………dalam sikap ini orang menyadari bahwa mereka saling terhubung satu dengan yang lain melalui cara yang ajaib dan penuh misteri yang tidak sepenuhnya ditentukan oleh kekuatan fisik, tetapi merupakan bagian dari konteks yang lebih luas atau transenden.”
Syukur selain berhubungan dengan spiritualitas ternyata juga telah diteliti secara ilmiah oleh Emmons dan McCullough (2003). Peneliti ini meminta subjek penelitian untuk membuat jurnal syukur, rutin mencatat hal-hal yang mereka syukuri, dan setelah beberapa saat didapatkan hasil sebagai berikut:
1.subjek merasa lebih tenang, nyaman, optimis, dan lebih sedikit gejala sakit fisik.
2.subjek merasa lebih semangat, waspada, antusias, yakin, fokus, dan lebih berenergi.
3.subjek lebih mampu memberikan dukungan emosi dan memecahkan masalah orang lain yang membutuhkan bantuan mereka.
4.subjek tidur lebih lama dengan kualitas tidur yang lebih baik. 
Kita hendaknya rutin mengisi Rekening Syukur. Hal ini sangat penting dilakukan karena tiga alasan berikut.
Pertama, saat kita merasakan perasaan syukur, berterima kasih, dan menghargai maka kita juga secara otomatis akan merasa lebih berharga, mencintai, bahagia, dan antusias.
Kedua, menurut riset David R. Hawkins yang berjudul Qualitative and Quantitative Analysis And Calibration Of The Level Of Human Consciousness, saat kita merasakan berbagai emosi positif di atas maka level energi psikis kita naik sangat tinggi.
Ketiga, hal positif yang kita tulis dan emosi positif yang kita rasakan sebelum tidur akan diproses di fase mimpi yang disebut precognitive dream dan akan terintegrasi ke pikiran bawah sadar kita. Hal ini tentunya sangat baik bagi perkembangan dan kemajuan hidup kita.
Hasil riset juga menunjukkan bahwa orang yang secara rutin merasakan dan mempraktikkan perasaan syukur tampak lebih bahagia, nyaman untuk diajak berkomunikasi, dan memberikan pengaruh positif pada lingkungannya.  Orang yang penuh syukur dipandang sebagai orang yang lebih suka membantu sesama, lebih ceria dan bersahabat, lebih optimis, dan lebih bisa dipercaya (McCullough, 2002).
Peran perasaan syukur sebagai salah satu komponen dalam mencapai sukses sungguh sangat penting namun sayangnya jarang mendapat perhatian. 
Sarah Breathnach dalam bukunya Simple Abundance Journal of Gratitude mengatakan bahwa apapun yang anda cari – ketenangan pikiran, kemakmuran / kekayaan, kesehatan, cinta – semuanya bisa anda dapatkan hanya jika anda bersedia menerimanya dengan hati yang terbuka dan dipenuhi rasa syukur.
Sedangkan Richelieu (1996) menyatakan bahwa syukur adalah salah satu instrumen kesadaran yang paling dahsyat, bersifat menyembuhkan, dinamis, dan penting untuk menunjukkan pengalaman hidup yang diinginkan.
Untuk bisa merasakan pengaruh positifnya untuk kehidupan maka anda perlu melatih diri untuk secara konsisten melakukan perenungan, menulis, dan merasakan syukur. Bila hanya dilakukan atau dialami sesekali efeknya tidak signifikan.
Nah, pembaca, setelah mendapat penjelasan sejauh ini, kapan anda akan mulai bersyukur untuk apapun yang anda alami dalam hidup anda hingga saat ini?
Jika anda belum bisa bersyukur maka syukuri hal ini sebagai hal yang sangat pantas untuk disyukuri. Katakan pada diri sendiri,”Saya bersyukur karena saat ini saya belum bisa bersyukur.”

Temukan Kebahagiaan Sejati DISINI