Bila Pasangan Sama-Sama Keras Kepala ..

Keras Kepala dengan Teguh Pendirian terkadang sering tertukar tempat dalam meletakkannya bagi sepasang anak manusia ketika menghadapi permasalahan bersama. Memang teguh pendirian atas hal-hal yang prinsipal itu sangat bagus, namun orang yang keras kepala biasanya suka ngotot untuk permasalahan yang sepele, ribut untuk urusan yang tidak penting, berdebat untuk merebut pepesan kosong, tidak mau sedikitpun mendengar nasehat orang lain, merasa dirinya paling benar, haram untuk mengalah, tidak mau mengakui kesalahannya, dsb. Cobalah untuk menghindari hal-hal tersebut. Tetaplah menjadi seorang pribadi yang teguh didalam pendirian yang benar namun fleksibel dalam hal atau urusan yang tidak prinsipil.


Dari segi agama ada beberapa perbedaan antara orang yang memiliki keteguhan hati atau teguh pendirian karena mengetahui apa yang menjadi rencana Tuhan serta positif thinking (husnuzzon) dalam hidupnya dibanding orang yang memiliki sikap keras kepala :

a. Orang yang memiliki ketetapan hati memulai perjalanan hidupnya karena motivasi dari ilmu agamanya  yang dipraktekkan dalam kehidupannya sehari-hari sehingga bisa istiqomah dan sabar (objektif). Orang yang memiliki sikap keras kepala melakukan segala sesuatunya berdasarkan suatu asumsi yang keliru tentang dirinya sendiri (subjektif).

b. Orang yang memiliki ketetapan hati adalah orang yang selalu memasrahkan hidupnya sesuai kehendak Allah. Orang yang memiliki sikap keras kepala mengandalkan kekuatannya dari karakter dan kepribadian yang ia miliki.

c. Orang yang memiliki ketetapan hati akan selalu melihat perintah dan larangan yang difirmankan Allah SWT melalui al-Qur'an dan sunah Rasul SAW. Orang yang memiliki sikap keras kepala akan selalu mempergunakan kemampuannya sendiri untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada.

d. Ketetapan hati yang kita miliki mengkondisikan kita untuk selalu merasa membutuhkan Allah dalam kehidupannya dan tak pernah takut kecuali hanya kepada Dia. Sikap keras kepala yang dimiliki seseorang mengkondisikannya untuk mencari peneguhan dari kata-kata manusia.

Dan dalam kasus kehidupan berpasangan, apabila pasangan sama-sama keras kepala, tentunya tidak mudah melakukan komunikasi yang efektif dan santai. Setiap kali membicarakan sesuatu, ada saja pihak yang tersinggung dan merasa direndahkan sehingga akhirnya berujung pada pertengkaran yang semakin menimbulkan sakit hati. Jadi bila Anda menginginkan komunikasi yang lebih baik, kadar keras kepala masing-masing harus diturunkan. Cobalah untuk melihat perbedaan pendapat sebagai sesuatu yang wajar, bukan dengan penilaian salah dan benar. Disamping itu, agar diskusi Anda berdua tidak selalu berakhir dengan pertengkaran, beberapa tips ini bisa dicoba:

a.    Bila ingin membicarakan sesuatu, cari waktu saat kedua belah pihak sedang dalam kondisi cukup baik dan ada waktu yang cukup untuk berkomunikasi (minimal 15 menit tanpa ada interupsi). Hindari memilih topik yang sensitif, yang selama ini menjadi langganan pertengkaran hebat Anda berdua.

b.    Mulai berbicara dengan nada rendah, mengungkapkan topik yang ingin dibicarakan secara singkat dan jelas. Jangan memulai diskusi dengan keluhan panjang lebar apalagi menyalahkan pasangan.

c.    Bila pembicaraan mulai "memanas", hentikan dulu untuk beberapa saat. Masing-masing sebaiknya menenangkan diri dengan makan snack ringan, membasuh muka, berjalan ke luar rumah.

d.    Lanjutkan kembali diskusi dengan lebih tenang. Bila sesudah beberapa lama tidak juga tercapai penyelesaian masalah, hentikan pembicaraan dengan saling menerima bahwa ada perbedaan diantara Anda berdua. Jadi sepakatlah untuk tidak memaksakan kehendak.

e.    Tutup pembicaraan dengan kata-kata positif. Misalnya, "Aku lebih lega sesudah bisa bicara" atau "Terima kasih ya atas bantuannya".

Tujuan utama diskusi ini bukan untuk bisa mencari penyelesaikan masalah atau mengambil keputusan dalam satu kali pertemuan. Target awalnya sederhana, yaitu untuk berlatih membicarakan suatu topik dengan cara yang lebih baik. Nantinya diharapkan Anda berdua akan lebih baik lagi dalam pemecahan masalah. Tetapi bila ternyata usaha memperbaiki komunikasi yang Anda dan pasangan lakukan tidak juga kelihatan hasilnya, lebih baik Anda meminta bantuan psikolog.  (sumber)