Sukses Bambang Pamungkas (Bepe) dan Curhatnya

Timnas Sepakbola Indonesia baru saja (7/12/2010) menorehkan sejarah baru pada piala AFF 2010, melalui even sepak bola terbesar di asia tenggara ini Indonesia menyapu bersih lawan-lawannya di fase group dan mengalahkan musuh bebuyutan tim merah putih yaitu Thailand dengan skor 2-1, yang nyaris dalam 8 tahun terakhir belum pernah dikalahkan oleh tim garuda. Adalah Bambang Pamungkas yang memecahkan rekor belum pernah menang melawan Thailand itu dengan sepasang golnya melalui titik putih.

Bambang Pamungkas (lahir di Getas, Kabupaten Semarang 10 Juni 1980) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta di Indonesia Super League dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.


Meskipun tidak terlalu tinggi (168 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya oleh rekannya dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.
Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2. Nama Bambang Pamungkas mulai dikenal di dunia persepak-bolaan Asia Tenggara ketika dia mencetak 1 gol bagi tim nasional Indonesia di ajang Piala Tiger 2002 melawan Malaysia.

Karier profesional

Bambang kebanyakan menghabiskan karirnya di Indonesia. Menurutnya agennya di Eropa, Anthony van Dalen, ada beberapa klub Eropa yang menawari masa percobaan baginya. Di antara klub-klub itu tercatat nama Roda JC Kerkrade dari Belanda, dan FC Koeln serta Borussia Monchengladbach dari Jerman. Akan tetapi Bambang memutuskan bergabung dengan EHC Norad, klub divisi tiga di Belanda.

Setelah semusim bermain di Belanda, dia memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya dan kembali ke Indonesia. Segera setelah itu, dia menerima tawaran bermain di Liga Malaysia bersama klub Selangor FC. Dia menyelesaikan proses kepindahannya itu bersama dengan rekannya di tim nasional, Elie Aiboy.

Di musim pertama Bambang di Malaysia, dia membantu klub itu memenangkan Liga Utama Malaysia, Piala FA Malaysia dan Piala Malaysia. Dia juga menjadi top scorer dengan 24 gol dalam 24 pertandingan di Liga Utama Malaysia dan total 39 gol di 3 kompetisi (Liga Utama Malaysia, Piala FA Malaysia dan Piala Malaysia).


Perjalanan karier

  • SSB Ungaran Serasi (1988-1990)
  • Diklat Salatiga (1990-1995)
  • Persikas Kab. Semarang (1992)
  • Persikas Apac Inti (1995-1999)
  • Persija Jakarta (1999-2000)
  • EHC Norad (2000-2001)
  • Persija Jakarta (2001-2004)
  • Selangor FC (2005-2006)
  • Persija Jakarta (2007-sekarang) 

    Penghargaan 

    1. Klub:
    - Juara Liga Indonesia: 2000 (Persija)
    - Liga Utama Malaysia: 2005 (Selangor FC)
    - Piala FA Malaysia: 2005 (Selangor FC)
    - Piala Malaysia: 2005 (Selangor FC)
    2. Individu
    - Top Scorer Liga Indonesia: 2000 (Persija)
    - Pemain Terbaik Liga Indonesia: 2001 (Persija)
    - Pemain Terbaik Piala Malaysia: 2005 (Selangor FC)
    - Pemain Terbaik Copa Djie Sam Soe: 2007 (Persija)
    - Striker Terbaik Copa Djie Sam Soe: 2007 (Persija)
    - Duet Terbaik Copa Djie Sam Soe: 2007 (Persija).

    *) note:
    Ada sedikit catatan menarik yang dituliskan Bepe demikian biasa ia dipanggil, di dalam blog pribadinya yang cukup mengharukan, berikut curhatnya :

    “Sebuah janji di tengah malam yang sunyi”
    Ditulis Oleh: Bepe, waktu: 6 December 2010,

    Dalam paragraf terakhir salah satu artikel saya (Special treatment for special person - 2008), terdapat sebuah kalimat yg berisi demikian. “Itu adalah komitmen saya sejak pertama kali saya di beri kehormatan menggunakan seragam kebesaran merah - putih 9th lalu. Dan satu hal lagi, saya siap menerjang apapun badai yg akan menerpa saya, karena - Saya Bukan Seorang Pengecut…!!!

    Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas sebuah kata dalam kutipan kalimat diatas, yaitu komitmen 9th yg lalu (Saat artikel tersebut saya tulis) atau 11th yg lalu (Saat saya menulis artikel ini). Sebuah peristiwa yg sejujurnya ringan, akan tetapi memberikan makna yg sangat dalam bagi pribadi saya, karir saya, cara saya berpikir serta karakter saya dalam menjalani pekerjaan sebagai pemain sepakbola..

    Dan di bawah ini adalah ceritanya:

    “Once, when i was young and started to play football, my bigest dream was to wear the red - white colour jersey and play for my country. And that dream remains, until now”

    Sepulang bermain untuk timnas Indonesia di ajang Sea Games 1999 di Brunei Darussalam, saya menyempatkan diri pulang pada kedua orang tua saya di Getas, Kec pabelan, Kab semarang. Saat itu, dua minggu menjelang Liga Indonesia VI di bergulir. Mengingat saya belum mempunyai klub, maka saya memutuskan untuk beristirahat dulu di kampung halaman…

    Ada satu hal yg unik dalam perjalanan karir saya sebagai pemain sepakbola, hal unik yg mungkin tidak akan pernah dialami oleh pemain sepakbola lain republik ini. Yaitu, saat pertama kali saya bermain untuk tim nasional Indonesia, status saya masih sebagai pemain amatir (Belum bermain di liga Indonesia). Saat itu saya baru saja lulus dari kelas 3 IPS 2, di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Salatiga. Sebagai pemain sepakbola, saya hanya berstatus sebagai pemain dari Diklat Sepakbola Salatiga…

    Saya mendapat kehormatan tersebut, karena dalam ajang piala asia usia 19th dan pra olimpiade saya tampil cukup impresif. Kebetulan saat itu, timnas U 19, timnas pra olimpiade dan timnas senior di kepalai oleh seorang pelatih yg sama, yaitu pelatih asal Jerman yg bernama Bernard schoem…

    Dalam artikel saya (Diskusi via Twitter part one - 2009), saya sempat menyebutkan bahwa, salah satu hal yg paling saya sukai dari pelatih asing adalah, seorang pelatih asing selalu berani memberi kesempatan pada para pemain muda untuk unjuk kebolehan. Mereka selalu berpikir jauh ke depan dengan menyiapkan pemain-pemain muda, agar regenerasi dan keseimbangan sebuah tim terjaga dengan baik..

    Dalam ajang Sea Games tersebut, banyak ilmu dan pengalaman yg saya dapat, karena saat itu saya mendapat kesempatan untuk bermain dalam satu tim bersama pemain-pemain kelas satu di negeri ini. Sebut saja Bima sakti, Widodo C Putra (assisten pelatih tim nas saat ini), Aji Santoso, Anang Ma’ruf, Nur alim, Bejo Sugiantoro, Rochy Putiray, I Komang Putra, Hendro kartiko, Ali Sunan, Uston Nawawi, Agung Setyabudhi dll (Sangat di sayangkan Kurniawan D.J tidak berada dalam tim). Ketika itu kami berhasil membawa pulang medali perunggu, setelah mengalahkan Singapura di perebutan tempat ke tiga, melalui adu pinalty..

    Suatu hari saya pulang larut malam. Jam Guess palsu ditangan kanan saya sudah menunjukkan pukul 00:45 pagi, saatnya saya memutuskan untuk beristirahat. Saat berjalan memasuki rumah, saya sempat terperanjat karena melihat sesuatu yg baru di ruang tamu. Di keremangan ruangan, nampak sebuah pigura kaca besar terpasang di salah satu sudut ruangan ini. Barang ini tidak pernah ada sebelumnya, maka secara reflek sayapun berjalan menghampiri pigura tersebut..

    Setelah saya perhatikan dengan seksama ternyata pigura kaca tersebut berisi jersey tim nasional yg saya kenakan di perhelatan Sea Games yg lalu. Tanpa sepengetahuan saya, ternyata ayah saya telah memesan sebuah figura untuk memajang jersey tersebut. Mungkin itu adalah ungkapan rasa bangga dari seorang ayah yg anaknya mendapat kesempatan membela negaranya..

    Agar nampak lebih jelas lampu ruang tamupun saya nyalakan, maka sekarang nampak jelas sebuah baju tim nasional berwarna merah dengan motif garis horizontal putih serta bernomor 20 di bagian dada. Bagian depan baju ini penuh dengan tanda tangan seluruh anggota squad tim nasional saat itu. Di bagian tengah, terdapat tanda tangan kapten kesebelasan saat itu, yaitu Bima Sakti beserta tulisan “Semoga Sukses buat Bambang” di bagian bawah namanya..

    Itu adalah jersey pertama saya bersama tim nasional Indonesia, jersey itu memiliki nilai sejarah yg sangat tinggi dalam perjalanan karir sepakbola saya. Saya ingat, ketika pertama kali saya menunjukkan jersey tersebut kepada ayah saya, dengan semangat ayah saya langsung mengenakannya, bahkan menggunakan nya untuk bermain tenis bersama rekan-rekan sekantor beliau di sore harinya. Dengan bangganya ayah saya menceritakan setiap detail tanda tangan pemain nasional yg ada di atas jersey tersebut..

    Dari raut muka ayah saya, nampak sekali jika beliau sangat bangga memakai seragam tersebut. Bahkan saya melihat, mungkin melebihi kebanggaan saya sendiri ketika mengenakannya. Terlihat sedikit norak dan kampungan memang, akan tetapi menurut pendapat saya, itulah sebuah ungkapan perasaan yg spontan dan jujur dari ayah saya..

    Malam itu, sambil memandang jersey tersebut sayapun berjanji dalam hati. Sebuah janji yg akan selalu saya pegang, sampai saatnya nanti saya harus berhenti. Iya, sampai saatnya nanti saya harus berhenti..

    Saya berjanji untuk selalu berusaha menepati dan menyanggupi setiap panggilan dari tim nasional Indonesia, apapun keadaannya. Saya akan selalu berusaha untuk datang tepat waktu, memberikan kemampuan terbaik saya, serta memberikan dedikasi tertinggi saya kepada pasukan garuda, dalam apapun kendalanya..

    “Kemampuan saya mungkin akan berangsur surut seiring dengan berjalannya waktu, ketajaman saya sebagai seorang striker mungkin lambat laun akan memudar seiring dengan berkembangnya permainan sepakbola itu sendiri. Akan tetapi “TIDAK” dengan komitmen dan dedikasi saya kepada tim merah - putih. TIDAK AKAN PERNAH BERUBAH…!!!”

    Di belahan dunia manapun, bermain untuk tim nasional adalah puncak dari karir seorang pesepakbola, tidak ada yg dapat memungkiri itu. Memakai jersey merah-putih adalah perpaduan antara sebuah tanggung jawab dan kebanggan yg luar biasa. Sebuah kebanggan yg tidak akan pernah dapat di nilai dengan sekedar sebuah mata uang..

    Menyayikan lagu Indonesia Raya bersama puluhan ribu pendukung garuda, merupakan sebuah pengalaman yg tidak akan pernah dapat di lukiskan dengan kata-kata. Saya akan selalu berusaha menghayati dan menyanyikan lagu tersebut dengan lantangnya, dalam setiap penampilan saya bersama tim nasional Indonesia. Sebuah rasa kebanggaan yg hanya akan anda pahami, ketika anda mengalaminya sendiri..

    Sebagai pemain, ada sebuah prinsip yg akan selalu saya pegang dalam karir sepakbola saya. Yaitu, saya akan selalu berusaha memberikan kemampuan terbaik saya dan mensupport tim baik di atas lapangan, dari bangku cadangan maupun dari tribun penonton..

    Terkadang kita harus mampu mengesampingkan ego pribadi demi keutuhan tim, karena kebutuhan tim diatas segalanya, apalagi hal tersebut menyangkut kepentingan negara. bagi saya, apapun keputusan pelatih adalah bersifat mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat. Sebuah keputusan yg harus di hormati oleh seluruh komponen di dalam tim, karena memang begitulah cara kerja orang-orang profesional..

    Saya selalu berusaha menjaga hubungan profesional secara baik dengan siapapun pelatih yg menangani saya bersama tim nasional. Dan sejujurnya, itu merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan saya bertahan selama 11 th, tampil sebanyak 81 kali dan mencetak 37 gol untuk negara yg sangat saya cintai (Sampai saat ini)..

    Seperti halnya pigura kaca tersebut, yg sampai dengan saat dimana saya menulis artikel ini, masih menempel dengan kokoh di tempat yg sama dan tidak bergerak sedikitpun. Maka sampai detik ini, keyakinan, komitmen dan dedikasi saya juga tidak bergerak dan berkurang sedikitpun, tidak akan pernah berkurang kawan, sampai kapanpun. Saya tidak akan berhenti bermain untuk tim nasional, sampai suatu saat nanti, tenaga dan pikiran saya tidak dibutuhkan lagi oleh pelatih tim nasional..

    “Cepat atau lambat, jersey merah - putih ini pasti akan tanggal dari badanku. Akan tetapi satu hal yg pasti, lambang garuda itu akan tetap melekat di dada kiriku, tinggal disana sampai akhir hayatku”

    One faith, one flag, one mission, one heart and one love for INDONESIA..


    (Bepe bersama Istri)

     Profil

    Nama:
    Bambang Pamungkas
    Nama Panggilan:
    Bambang, Bepe
    Tempat, Tanggal Lahir:
    Getas, Kabupaten Semarang 10 Juni 1980
    Agama:
    Islam
    Orang Tua:
    - H. Misranto (Ayah)
    - Hj. Suriptinah (Ibu)
    Kakak:
    • Agus Handoko Misranto
    • Agus Budhi Suseno
    • Tri Agus Prasetijo
    • Eni Kusumawati
    • Nanik Setyowati
    Adik:
    Dyah Ernawati
    Istri:
    Tribuana Tungga Dewi
    Anak:
    • Salsa Alicia
    • Jane Abel
    • Syaura Abana  
    Cita-cita:
    Guru dan Chef
    Pendidikan:
    • Taman Kanak-kanak
    Taman Kanak-kanak Bangun 1 Getas Kab. Semarang (1984-1986)     
    • SD
    SD Negeri Kauman Lor 3 Getas Kab. Semarang (1986-1992)    
    • SMP
    SMP Negeri 1 Salatiga, *Kelas 1C   *Kelas 2C  *Kelas 3A (1992-1995)      
    • SMA
    SMU Negeri 1 Salatiga, *Kelas 1C   *Kelas 2C *Kelas 3 IPS 2 (1996-1999)  - -
    • Kuliah
    Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Rawamangun  hanya 2 semester
    Hobi:
    Membaca buku dan Memasak
    Saran:
    Bagi pemain-pemain junior "JANGAN PERNAH BERHENTI UNTUK BERMIMPI" karena mungkin suatu saat nanti, mimpi kalian akan menjadi kenyataan.. Keyakinan, kerja keras dan doa akan membantu kalian untuk mewujudkan mimpi itu.. mungkin saat ini, kami para senior yg membela nama Bangsa tetapi bisa jadi suatu saat nanti kalian yg akan berjuang mengenakan seragam Merah Putih, karena Tim nasional itu milik seluruh rakyat Indonesia siapapun mempunyai hak untuk menjadi pemain nasional, tentunya sesuai dengan kemampuannya, oleh karena itu persiapkan diri sebaik mungkin..
    Sumber : http://bambangpamungkas20.com/  bola.net

    Informasi Laptop, Komputer, Virus, Jual-Beli Gadget Bekas, click here!