Mestakung = seMESTA menduKUNG merupakan hukum alam dimana ketika suatu individu atau kelompok berada
pada kondisi kritis maka semesta (dalam hal ini sel-sel tubuh,
lingkungan dan segala sesuatu disekitar dia) akan mendukung untuk dia
keluar dari kondisi kritis.
Ada 3 hukum Mestakung yaitu:
1. Dalam setiap kondisi KRItis ada jalan keluar
2. Ketika seorang meLANGkah, ia akan melihat jalan keluar
3. Ketika seorang teKUN melangkah, ia akan mengalami mestakung
Ketiga hukum ini saya singkat dengan KRILANGKUN (KRItis, LANGkah, teKUN).
|
3 Hukum Mestakung |
Apa
yang terjadi ketika kita menuangkan pasir sedikit demi sedikit ke atas
lantai? Ya betul, pasir akan membentuk suatu bukit pasir kecil. Jika
kita terus menuangkan pasir, bukit pasir ini makin lama makin besar dan
makin tinggi. Ketika bukit pasir mencapai suatu ketinggian tertentu
yang kita sebut ketinggian kritis terjadilah suatu keanehan.
Pada ketinggian kritis ketika kita terus menjatuhkan butir pasir,
butir-butir pasir ini mengatur dirinya, mempertahankan agar kemiringan
bukit pasir tidak berubah. Memang bukit semakin besar, tetapi kemiringan tetap sama. Aneh bukan? Sepertinya pasir-pasir ini punya otak untuk menghitung agar kemiringan bukit pasir tidak berubah.
Peristiwa
pengaturan diri seperti yang terjadi pada pembentukan bukit pasir ini
merupakan satu diantara ribuan bahkan jutaan peristiwa pengaturan diri
yang terjadi di alam ini. Peristiwa-peristiwa pengaturan diri ini terjadi
ketika suatu sistem berada pada kondisi kritis. Pada kondisi kritis,
tiap individu berinteraksi dengan individu-individu lain. Kemudian
individu-individu ini secara bersama-sama mengatur dirinya (self organizing criticality) sehingga mem-brojol-lah (emerge)
sesuatu keadaan yang baru, yang berbeda dari biasanya. Dalam fisika,
proses pengaturan diri pada kondisi kritis dikenal sebagai fenomena
kritis (critical phenomena).
Apa
yang terjadi pada air yang berada dalam kondisi kritis (kondisi dimana
air berada dalam wujud cair dan gas secara bersamaan yaitu ketika air
berada pada tekanan 218 kali tekanan udara normal dan suhu 3740C)? Disini juga terjadi proses pengaturan diri (self organizing criticality).
Ketika suhu air kritis ini diturunkan sedikiiit saja, secara tiba-tiba
seluruh molekul (tidak hanya satu, ya seluruh molekul), sepertinya ada
yang menyuruh, mengubah air kritis menjadi
cair. Atau ketika tekanan diturunkan sedikiit saja, maka secara
tiba-tiba seluruh molekul akan mengubah air ini menjadi gas.
Proses pengaturan diri ini terjadi juga pada fenomena magnet yang dipanaskan sampai suhu kritis yang dinamakan suhu Curie. Magnet yang dipanaskan melewati suhu kritis ini secara tiba-tiba dapat kehilangan sifat magnetnya. Ataupun
pada fenomena superkonduktor yaitu ketika suatu material didinginkan
hingga suhu tertentu yang kita namakan suhu kritis, secara tiba-tiba kehilangan hambatan listriknya.
Dalam biologi peristiwa pengaturan diri ini terjadi pada angsa-angsa yang hidup didaerah 4 musim. Ketika
musim dingin tiba angsa-angsa berada pada kondisi kritis. Jika mereka
diam ditempat mereka akan mati, sebaliknya jika mereka harus terbang
sendiri ribuan kilometer mencari daerah hangat, mereka juga akan mati
(tidak sanggup terbang sejauh itu). Pada kondisi kritis ini terjadilah
pengaturan diri, angsa-angsa ini secara ajaib
membentuk suatu kelompok dan terbang dalam suatu formasi berbentuk huruf
“V”. Pada formasi ini angsa terdepan mengeluarkan tenaga paling besar, ia
membuka jalur udara untuk angsa-angsa dibelakangnya, sehingga angsa
dibelakangnya dapat menghemat energi. Ketika angsa terdepan ini lelah,
angsa dibelakangnya menggantikannya. Mereka mengatur diri hingga mereka
bisa keluar dari kondisi kritis ini.
Ketika
seorang dikejar anjing galak, orang itu berada pada kondisi kritis.
Disini sel-sel tubuh orang ini mengatur diri. Sel-sel ini secara
serentak mengubah ATP (adenin Tri phospat) menjadi ADP (adenin
diphospat) dengan melepaskan phospatnya. Pengubahan ini menghasilkan
energi ekstra yang digunakan untuk keluar dari kondisi kritis ini. Yang
semula orang itu hanya bisa melompat 1 meter, kini secara tiba-tiba
mampu melompat lebih dari 1,5 meter.
Ketika
mengikuti acara pemberian medali Olimpiade Fisika Internasional, saat
nama sang absolute winner (juara) diumumkan, secara serentak penonton
berdiri memberikan tepuk tangan yang terus menerus, dengan irama yang
enak didengar. Kembali kondisi kritis mendorong pengaturan diri (self
organizing).
Peristiwa
pengaturan diri pada kondisi kritis (Self organizing criticality) ini
terjadi juga dalam bisnis atau kehidupan sosial. Seorang pebisnis
ketika bisnisnya berada pada kondisi kritis, secara tiba-tiba menemukan
jalan keluar, ada proses pengaturan diri dimana lingkungan (semesta)
membantu dia untuk keluar dari krisisnya. Mereka sering namakan ini invisible hand.
Atau seorang yang ingin sekali sembuh dari penyakitnya secara ajaib
mendapat petunjuk dari sekelilingnya (dari temannya, saudaranya ataupun
dari alam sekelilingnya) untuk sembuh dari penyakitnya. Alam mengatur
dirinya untuk ia keluar dari kondisi kritis. Menurut suatu penelitian
tubuh kita sudah mempunyai mekanisme sendiri untuk menyembuhkan
berbagai penyakit melalui pengaturan sel-sel tubuhnya.
Peristiwa pengaturan diri pada keadaan kritis (self organizing criticality) untuk mengeluarkan kita dari kondisi kritis ini saya namakan MESTAKUNG (MES = seMESta, KUNG = menduKUNG). Ketika terjadi kondisi kritis Tuhan
telah menyediakan semesta (yang dimaksud semesta dalam hal ini adalah
sel-sel tubuh kita, pikiran, keluarga, teman, lingkungan dan alam
sekitar kita) yang akan mengatur diri untuk membantu kita keluar dari
kondisi ini.
Hukum Alam
Self organizing Criticality atau Mestakung ini merupakan hukum alam. Sama seperti hukum-hukum
alam lainnya (misalnya hukum Gravitasi, hukum benda terapung dsb),
hukum ini akan bekerja tidak tergantung pada apakah kita percaya atau
tidak. Benda yang dilepas di atas permukaan bumi akan jatuh ke bawah,
tidak pernah jatuh ke atas terlepas kita percaya atau tidak. Demikian
hukum Mestakung ini akan bekerja pada siapa saja terlepas kita percaya
atau tidak, terlepas kita agama, suku, atau ras apapun.
Hukum
Mestakung ini terdiri dari 3 hukum yang saya ringkaskan sebagai
Krilangkun (merupakan singkatan dari kata KRItis, LANGkah dan teKUN).
Hukum ini berbunyi sebagai berikut:
Hukum 1: hukum Kritis
„Pada setiap kondisi KRITIS ada jalan keluar“
Hukum 2: hukum Langkah
„Ketika seorang MELANGKAH, ia akan melihat jalan keluar“
Hukum 3: hukum Tekun
„Ketika seorang TEKUN melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta mendukung).
Penjelasan hukum 1:
Telah kita lihat dalam
berbagai contoh di atas bahwa pada setiap kondisi kritis pasti ada
jalan untuk keluar dari kondisi kritis itu. Semua agama mengajarkan
bahwa kalau kita berada dalam kondisi kritis jangan menyerah, Tuhan
Yang Maha Kuasa sudah menyediakan jalan keluar.
Ada dua jenis kondisi kritis: kondisi kritis sekarang dan kondisi kritis yang diciptakan.
Kondisi
kritis sekarang maksudnya adalah kondisi kritis yang sedang dialami
atau sedang menimpa saat ini. Misalnya pada contoh diatas angsa yang sedang menghadapi musim dingin ataupun orang yang sedang dikejar anjing. Contoh lain adalah mereka
yang sedang sakit, atau menghadapi masalah keluarga, masalah bisnis
(hutang yang tidak terbayar) atau masalah apapun juga. Hukum ini
mengatakan bahwa pada masalah-masalah ini ada jalan keluar. Jadi jangan
takut, percayalah bahwa telah tersedia jalan keluar.
Kondisi
kritis yang diciptakan adalah kondisi kritis yang kita buat sendiri.
Misalnya pada contoh diatas adalah tentang pasir yang dituangkan
membentuk bukit pasir ataupun air yang dibuat pada keadaan kritis.
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menciptakan kondisi kritis yaitu
dengan keluar dari zona kenyamanan (comfort zone) kita. Kita bisa
membuat target-target yang tinggi misalnya penghasilan yang dua kali
lipat lebih besar, juara dalam pertandingan tingkat dunia, membangun
gereja besar, mengerti suatu hukum alam, menjadi peraih Nobel,
mempunyai keluarga yang sejahtera, mendirikan sekolah ataupun
mendirikan rumah sakit. Bagi mereka yang menginginkan suatu perubahan,
ciptakanlah kondisi kondisi kritis berupa target-target yang tinggi.
Penjelasan hukum 2:
Kalau
kita mau melihat jalan keluar dari kondisi kritis, kita harus
melangkah yaitu dengan membuat strategi untuk menyelesaikan masalah itu,
rajin bertanya pada banyak orang, meminta bantuan dan nasehat orang
bijak, sharing (bercerita) pada orang disekitar kita, membaca buku dan
literatur, belajar dari orang yang berhasil keluar dari kondisi yang
mirip, berlatih keras, ataupun merenung sambil berpikir.
Ketika kita melangkah inilah kita akan melihat titik-titik terang berupa pemecahan masalah. Magnet
pada kondisi kritis tidak mungkin kehilangan kemagnetannya kalau kita
tidak menaikan suhunya. Suatu bahan superkonduktor yang berada pada
suhu kritis tidak akan menjadi superkonduktor jika suhunya tidak
diturunkan sedikit lagi. Angsa-angsa tidak mungkin keluar dari kondisi
kritisnya jika ia tidak bertemu dengan angsa-angsa lain untuk terbang
bersama. Orang yang dikejar anjing tidak mungkin lepas dari gigitan
anjing jika tidak melangkah lari. Seorang yang ingin jadi presiden
tidak mungkin bisa jadi presiden jika tidak membuat strategi kesana.
Seorang yang ingin sembuh tidak mungkin sembuh jika tidak mencari jalan
atau nasehat orang-orang yang sebelumnya pernah mengalami hal yang
sama.
Penjelasan hukum 3:
Pada
kondisi kritis, ketika kita terus melangkah dan melangkah dengan
tekun, maka kita akan melihat mestakung, semesta mendukung kita untuk
keluar dari kondisi kritis. Tuhan telah menciptakan semesta untuk kita
keluar dari kondisi kritis ini. Mestakung hanya bekerja ketika kita
tekun. Sel-sel orang yang dikejar anjing tidak mungkin menghasilkan
energi yang lebih jika orang itu tidak tekun berlari dan berlari.
Seorang Jonathan Pradhana Mailoa tidak mungkin jadi absolute winner
olimpiade fisika ke 38 di Singapura jika tidak tekun berlatih dan
berlatih (ketika berlatih dan berlatih keras inilah semesta mendukung,
para pelatih terdorong untuk memberikan buku dan materi yang tepat,
para sponsor terdorong untuk memberikan dana bagi pelatihan, keluarga
mendukung, sekolah dan yayasannya mendukung, teman-temannya mendukung,
semua mendukung sehingga apa yang diimpi-impikan oleh Jonathan berupa
medali emas olimpiade fisika bisa tercapai).
Seorang Wahid Supriadi Supriadi tidak mungkin membuat Festival Indonesia di Melbourne. Menurut apa yang saya dengan dari Wahid
Supriadi, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne KJRI tidak punya dana
promosi untuk menyelenggarakan festival Indonesia ini. Mereka harus
memutar otak untuk mencari dana. Mereka melangkah, KJRI
mendirikan Lembaga Independen Festival Indonesia Inc. dengan modal
nol! Mereka melangkah lagi, mengirim surat ke ratusan
perusahaan/institusi potensial baik di Australia maupun di Indonesia
untuk minta dukungan. Namun, responnya sangat menyedihkan. Apakah
mereka menyerah? Tidak! Pak Wahid tekun melangkah, membangkitkan
semangat para penyelenggara, menyusun strategi, menghubungi semua
kontak baik individu maupun lembaga-lembaga swasta dan pemerintah yang
masuk dalam mailing list KJRI, dan menjual program-program FI. Tahu apa
yang terjadi? Terjadilah Mestakung di mana-mana. Mahasiswa-mahasiswa
dan masyarakat Indonesia di Australia menyingsingkan lengan bajunya.
Mereka bekerja bersama-sama, mengatur acara, mencari dana, mengundang
orang-orang terkenal dari Indonesia untuk acara seminar, mengundang para
penari untuk menunjukkan budaya Indonesia, dan sebagainya. Beberapa
Pemda mulai menunjukkan komitmennya, para sponsor pelan-pelan mulai
menghubungi panitia, dan juga kalangan pengusaha mulai mendaftarkan
diri untuk ikut konferensi walaupun harus membayar. Bahkan dalam
minggu-minggu terakhir beberapa sponsor utama datang dan menyatakan
komitmennya untuk membantu festival tersebut. Ribuan orang datang ke
Federal Court di Melbourne untuk menyaksikan Festival yang luar biasa
ini. Selama dua hari festival budaya, makanan, dan perdagangan dihadiri
sekitar 67 ribu orang, sementara business conference dihadiri
sekitar 150 pengusaha, pejabat Pemda baik dari Indonesia maupun
Australia. Luar biasa! Selesai acara, pemerintah kota Melbourne
memberikan pujian dan meminta agar acara ini dapat diselenggarakan
secara rutin setiap tahun di Melbourne. Pemerintah Melbourne bahkan
berjanji akan mendukung termasuk pendanaannya. Luar biasa! Ketekunan
membangkitkan mestakung yang membantu keluar dari kondisi kritis.
Apakah Mestakung meniadakan peran Tuhan?
Ada
yang bertanya pada saya apakah dengan adanya Mestakung, tidak ada lagi
peran Tuhan? Jika tidak ada peran Tuhan apakah Tuhan itu perlu ada?
Dalam konsep mestakung, kita mengenal Tuhan sebagai pencipta Mestakung. Tuhanlah yang menciptakan semesta yang dapat mengatur diri ketika suatu sistem disekitarnya berada pada keadaan kritis, untuk
membantu sistem itu keluar dari kondisi kritis. Disini peran Tuhan
sangat jelas. Tanpa Tuhan tidak akan ada mestakung. Tanpa Tuhan tidak
pernah ada konsep pengaturan diri sendiri yang begitu indah.
|
( Yohanes Surya )