Tata Cara Penggunaan Klakson yg Baik

KLAKSON bisa disebut sebagai perlengkapan standar. Dengan maksud agar Anda lebih nyaman dalam berkendaraan. Tentu saja, penggunaan klakson amat berkait dengan sopan santun di jalan. Cara mengemudi kenderaan bermotot seperti mobil dan motor yang ugal-ugalan dan penggantian klakson agar lebih “menyalak”, bukan melahirkan simpati, tetapi malah umpatan.



Setiap kendaraan bermotor selalu dilengkapi dengan klakson. Bunyi klakson bermacam-macam. Ada yang bunyinya lembut dan sopan, dan ini membuat orang simpatik. Namun, klakson yang keras bisa melahirkan umpatan.

Selain bunyi, bentuk klakson yang manis menjadi pertimbangan si empunya untuk memasangnya di bagian luar kendaraan, guna menambah keindahan tampilan keseluruhan mobil. Untuk hal ini, klakson tentu saja berubah fungsi, sebagai bagian aksesori. Untuk itu, bunyinya pun bisa beragam. ada yang meniru salak anjing, kokok ayam, sirene, atau bunyi alarm.

Jaman dulu, klakson belum menggunakan sistem elektrik. Bentuknya seperti terompet, dengan pijatan dari karet bulat. Saat karet dipencet, akan menimbulkan tekanan angin, dan melahirkan bunyi, to…et, to…et, seperti digunakan beberapa penjual es.

Mengenai penggunaan klakson, hingga kini memang belum ada aturan tertulis. Namun bagi para pengemudi, ada semacam tata krama dalam menggunakan klakson, agar suasana di jalan raya menjadi lebih nyaman.
Berikut tata krama mengenai penggunaan klakson:

1. Klakson tidak dibunyikan pada malam hari. Hal ini wajar, karena dari sinar lampu, sebenarnya orang sudah mengetahui ada mobil akan lewat. Bila demikian, apa klakson perlu dibunyikan? Pada tahun 1960-an, masih dapat dijumpai “semacam aturan” memutuskan arus klakson, ketika kedua pihak sama-sama menarik kontak lampu besar pada malam hari. Pada saat demikian, klakson tidak bisa dibunyikan, karena arus listrik terputus. Dengan demikian, jarang terdengar klakson pada malam hari.

Begitu pula saat akan mendahului kendaraan di depan pada malam hari. Bila kelihatan aman, dengan sekali memberi lampu jauh, Anda sudah boleh mendahului. Namun, jalan raya biasanya menjadi tempat “bermain”. Setelah Anda klakson, ada kalanya mobil di depan malah tancap gas. Pilihan ada pada Anda, memilih menuruti ajakan ngebut atau membiarkan saja.

2. Pada siang hari, banyak pejalan yang menyeberang di sembarang tempat sehingga mengganggu pengemudi. Gangguan itu kadang diatasi dengan klakson. Hasilnya, sering melahirkan umpatan. Memang, ada penyeberang yang tidak mengetahui Anda akan lewat. Ketika klakson dibunyikan, si penyeberang kaget, lalu ragu-ragu, maju atau mundur. Keadaan ini sungguh berbahaya, apalagi bila Anda berjalan dalam kecepatan tinggi. Khusus di daerah perumahan, situasi lalu lalang orang yang tak beraturan, membuat Anda harus sering membunyikan klakson.

3. Untuk mendahului mobil lain, cukup bunyikan klakson sekali saja. Dengan berulang kali menekan klakson, justru bisa mengundang kejengkelan pengemudi di depannya. Sikap masa bodoh karena jengkel itu bisa terwujud dengan tidak memberi kesempatan kepada Anda untuk mendahului. Bahkan ada sebagian pengemudi yang karena jengkel, lalu memainkan kemudi ke arah mobil Anda. Bila Anda dan pengemudi di depan sama-sama bertemperamen tinggi, bisa muncul ekses yang lain. Kejadian seperti ini bukan hal aneh dan bisa dijumpai di jalan raya. Maka, agar terhindar perselisihan dan perjalanan lancar, Anda perlu bersabar.

4. Ketika Anda mendapat kesempatan untuk mendahului mobil lain, sebagai rasa terima kasih, saat mobil sejajar, Anda boleh membunyikan klakson “setengah” kali pada bunyi yang lebih lembut. Umumnya, Anda akan mendapat jawaban dengan bunyi klakson juga.

5. Untuk menyapa orang lain. Klakson terkadang juga bisa dimanfaatkan untuk saling menyapa antar pengguna jalan yang mungkin kita kenal  atau ketika melintas di hadapan orang lain pada saat melewati jalan yang sempit seperti gang.sebagai alat saling menghormati dengan suara klakson yang lembut sama seperti no.4.

6. Seringkali kita temui pengemudi membunyikan klakson sekali di malam hari, di tempat tertentu. Biasanya ini dihubungkan dengan angkernya suatu tempat, akibat pernah atau sering ada kecelakaan. Diharapkan roh halus menyingkir. Ini bisa dimengerti, karena semua pengemudi menginginkan keselamatan. Namun, kebiasaan ini kadang mengundang pertanyaan, apakah roh halus akan menyingkir bila mendengar klakson?
Bagaimana pun juga, membunyikan klakson berkait erat dengan cara Anda mengemudi dan masalah sopan santun di jalan. Di Jepang, Eropa, atau Amerika, jarang sekali orang menggunakan klakson. Tingginya rasa solidaritas dan disiplin berlalu lintas, membuat klakson hanya digunakan bila ingin “menghalau” hewan.

sumber:http://www.untukku.com/
Informasi Laptop, Komputer, Virus, Jual-Beli Bekas, click here!