Tahun 1962 ia berhasil menjuarai lomba menulis esai yang disponsori Palang Merah Internasional. Hadiah yang diterimanya sangat istimewa. Ia berkesempatan mengunjungi Amerika Serikat dan tinggal di sana beberapa bulan bersama keluarga. Salah satu bagian dari hadiah itu adalah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy.
Kehadiran remaja asal Korea Selatan itu menarik perhatian media. Usai bertemu Presiden ia ditanya wartawan. Jika sudah dewasa kelak, mau jadi apa? Anak muda itu pun menjawab, "Saya ingin menjadi seorang diplomat," katanya mantap.
Sekarang dunia tahu, cita-cita anak muda itu tercapai, bahkan hampir sempurna. Jika dulu ia menulis surat ke Sekjen PBB, hari ini ia menjadi Sekjen PBB. Bahkan pada pemilihan Sekjen PBB yang dilaksanakan pada 21 Juni 2011, untuk kedua kalinya ia terpilih. Dialah, Ban Ki-moon, diplomat kenamaan Korea Selatan yang menjabat Sekjen PBB sejak 1 Januari 2007 dan akan menjabat periode keduanya hingga Desember 2016.
Ban lahir di Eumseong di sebuah desa kecil di Chungcheong Utara, Korea Selatan,pada tahun 1944. Suasana negaranya masih morat-marit karena berada di akhir masa penjajahan Jepang. Ia dan keluarganya pun pindah ke kota kecil Chungju. Pada masa kecilnya, sebenarnya ayahnya punya bisnis yang menjanjikan, namun kemudian bangkrut dan mendorong mereka pada kesulitan ekonomi. Mereka pun harus pindah ke pegunungan.
Ia menempuh pendidikan dasarnya di pegunungan, namun SMA-nya di kota kecil Chungju sampai punya kesempatan bertemu Presiden AS tadi. Selepas SMA ia melanjutkan kuliah bidang Hubungan Internasional dari Universitas Nasional Seoul. Rupanya ia benar-benar ingin mewujudkan cita-citanya jadi diplomat. Ia lulus pada tahun 1970.
Ban kemudian bekerja di Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan. Kariernya pun terus meningkat sampai dipromosikan menjadi wakil konsul di luar negeri. Yang menarik, ketimbang memilih penempatan di Amerika Serikat, ia justru memilih penempatan di India. Alasannya sederhana. Di India biaya hidup rendah sehingga ia bisa mengirim uang lebih banyak pada keluarganya.
Karier diplomatnya mencapai posisi tertinggi ketika Ban diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Korea Selatan pada 17 Januari 2004. Ternyata ini bukan prestasi terbaiknya karena pada tahun 2006 ia terpilih menjadi Sekjen PBB yang masa baktinya dimulai 1 Januari 2007.
Begitu ia terpilih, warga Korea Selatan berbondong-bondong mengunjungi desa tempat tinggal Ban. Mereka ingin tahu dan mempelajari, bagaimana sebuah desa kecil itu bisa melahirkan seorang diplomat ulung dan menjadi Sekjen PBB. Ternyata rahasianya ada di sikap dan karakter Ban sendiri. Ia tak pernah melewatkan kesempatan untuk terus belajar sesulit apapun. Bahkan sampai kini pun belajar menjadi prinsip hidupnya. (SUMBER)
AYITIBOX INDONESIA 'Kalau Situs Lain Sibuk Menjual, Disini Royal Membeli'