Dengan Nasi Bungkus, Ina Madjidhan Jadi Pelopor 'Gerakan Berbagi'


Pagi ini ketika menonton sebuah tayangan inspiratif di sebuah televisi swasta tanah air, hati saya kagum dan tergugah akan seorang sosok ibu muda yang bernama Amalia Medina Madjidhan atau lebih dikenal Ina Madjihan,  seorang Ibu Yang Bahagia Bila Berbagi.

Kehidupan Inna pada awalnya tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang hidup di kota besar, terlahir dan dibesarkan di keluarga yang mapan, kemudian menikah dengan seorang pria tampan dan mapan yang bekerja sebagai kontraktor seakan membuat hidup Inna teramat sempurna dan seperti tidak memiliki hambatan.

Akan tetapi semua anugerah duniawi itu tak lantas membuat Ina menjadi sosok yang sombong dan terlena akan itu semua, ia sering berfikir untuk apa hidupnya ini. Hingga di suatu malam selepas sholat isya Ina meminta kepada Tuhan agar diberikan petunjuk apa yang bisa ia lakukan agar kehidupannya jauh lebih bermakna.


"Saya dulu pernah dengar kalau ingin gelas kita terisi terus maka kita harus tuangkan isinya untuk orang lain, dan filosofi lain bahwa setiap butir nasi itu ada hak orang lain. Itu pemicu saya pada Rabu malam tahun 2010 lalu, habis salat saya berdoa saya ingin berguna untuk orang lain walaupun belum pernah melakukan kegiatan sosial," begitu ujarnya.
 
Dimulailah kegiatan berbagi itu, diawali dari membagikan nasi bungkus setiap hari jum'at kepada kaum dhuafa. Awalnya Ina hanya membagikan 50 bungkus dari uang pribadinya meningkat menjadi 700 bungkus berkat sumbangsih teman-teman dekatnya yang 'tertular' ide berbaginya Ina.

Bermula hanya di Jakarta Selatan saja, kini program nasi bungkus menyebar ke Bali, Kalimantan, Padang, dan beberapa wilayah lainnya dengan bantuan relawan dari Gerakan Berbagi yang ada di daerah-daerah tersebut. Wanita yang hobi membaca dan terampil membuat kerajinan tangan itu ingin memperluas virus berbagi supaya semua orang belajar peduli terhadap sekitarnya.

"Saya merasa menjalani nasi bungkus adalah pelajaran yang berharga banget. Di rumah saja ada, misalnya nasi dengan telor. Kita hanya berbagi kok dan kamu tidak perlu kelaparan. Pada dasarnya, nasi bungkus pintu pembuka bagi orang-orang yang mau melakukan kegiatan sosial," jelas Ina lulusan Diploma Visual Communication di Australia dan London School of Public Relation angkatan pertama itu.

Setelah menjalani program nasi bungkus, Ina mulai berpikir ingin mengembangkan bantuannya tidak cuma sekadar memberi bantuan pangan saja. Dengan segenap keyakinan serta dukungan dari relawan-relawan Gerakan Berbagi, kegiatan komunitas sosial ini merambah menjadi empat aspek, yaitu berbagi pangan, kesehatan, pendidikan, dan tanggap darurat.



Kemudian Ina menjelaskan, kekuatan dan keteguhan hatinya untuk selalu berbagi itu muncul setiap kali melihat wajah-wajah sesama yang  ditolongnya. “Waktu saya melihat senyum di wajah mereka yang menerima bantuan sedikit ini, saya menyadari inilah kewajiban saya untuk membawa teman-teman saya merasakan hal yang sama,” katanya. Apa yang ia dapatkan dari membantu sesama tak bisa terbayarkan, sekali pun dengan uang. Ina pun berhasil mengajak orang-orang untuk bergabung dengan Gerakan Berbagi.

Saat ini kegiatan sosial yang dijalani Ina, bernaung dalam nama Gerakan Berbagi. Gerakan ini  memiliki 4 aspek, yaitu pangan, kesehatan, pendidikan, dan tanggap darurat. Dan Nasiku Nasimu saat ini termasuk ke dalam kegiatan yang ada di Gerakan Berbagi. Kisah Ina membuktikan kalau kita punya keteguhan hati, semua pasti bisa dilewati dan dijalani. Semoga kisah Ina Madjidhan bisa memberimu inspirasi untuk selalu berbuat kebaikan ya Moms!


Untuk mengetahui dan mengikuti kegiatan Gerakan Berbagi silahkan hubungi  :
Email : info@gerakanberbagi.com
wiro@gerakanberbagi.com
Telp : 087880360060 (Ina Madjidhan)
Twitter : @inagibol
@dondarSIAGA