Kenapa Sejumlah Orang Berhasil Sedangkan yang Lainnya Gagal?
“Pertanyaan ini telah membingungkan banyak orang sejak pertama kali
manusia tidak puas tinggal di gua dan berusaha menemukan beberapa cara
untuk menikmati hidup yang lebih menyenangkan,” kata Napoleon Hill.
Mungkin perbandingan karakteristik antara manusia sukses atau gagal
berikut ini akan membantu menemukan jawabannya.
Manusia sukses secara spesifik mengetahui apa yang dia omongkan,
memiliki rencana untuk meraihnya, percaya pada kemampuan diri untuk
mewujudkannya, dan menggunakan sebagian besar waktunya untuk memperoleh
keberhasilan tersebut. Sedangkan manusia gagal tidak memiliki rencana
hidup yang spesifik, percaya bahwa semua keberhasilam itu merupakan
hasil “keberuntungan” dan memiliki inisiatif hanya kalau dia dipaksa
untuk melakukannya.
Manusia sukses itu seperti salesman ahli yang telah belajar
seni mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama dengan sukarela guna
mewujudkan rencana-rencana atau tujuan-tujuannya. Sedangkan manusia
gagal mencari-cari kesalahan orang. Dia keluar untuk menunjukkan pada
orang lain tentang sikapnya yang suka mengkritik.
Manusia sukses itu berpikir sebelum berbicara. Dia memperhitungkan
akibat dari perkataannya dengan hati-hati. Dan dia menekankan apa yang
dia sukai tentang orang lain, meminimalkan apa yang tidak dia sukai
tentang orang lain atau tidak menyebutkannya sama sekali. Manusia yang
tidak berhasil melakukan hal yang sebaliknya. Dia berbicara dahulu,
berpikir kemudian. Kata-katanya hanya membawa penyesalan dan memalukan
dan membuat dia kehilangan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat
kembali lagi karena telah menimbulkan sakit hati.
Manusia sukses itu mengekspresikan pendapatnya hanya setelah dia
memiliki informasi yang cukup sehingga dengan cerdik dia dapat
mengungkapkannya. Manusia gagal mengekspresikan pendapatnya tentang
subjek yang sedikit atau sama sekali tidak dia ketahui.
Manusia sukses menjaga agar pikiran dan pandangannya tetap positif setiap saat. Dia
memahami bahwa ruang yang dia tempati di dunia ini dan keberhasilan
yang dia nikmati tergantung pada kualitas dan kuantitas pelayanan yang
dia berikan. Dia terbiasa menyumbangkan lebih banyak pelayanan dibandingkan apa yang dia janjikan.
Manusia yang gagal hanya “menerima tanpa memberi” atau memakan apa yang
bukan merupakan hasil kerjanya. Dan kalau dia gagal untuk
mendapatkannya, maka dia menyalahkan kerakusan orang lain.
Sudah jelas bagaimana jalan yang bisa ditempuh agar menjadi orang sukses. Mari cermati dan ikuti.
sumber: