Mencari tahu kepribadian seseorang tak hanya bisa dilihat dari caranya
menghadapi masalah, namun laman Facebook juga bisa mengungkap banyak
hal. Sebuah penelitian menemukan media sosial mengisyaratkan tingkat
harga diri sang pemilik akun.
"Jenis tindakan yang dilakukan user
dan jenis informasi yang mereka tambahkan ke Facebook adalah refleksi
dari identitas mereka. Kau adalah Facebook-mu, pada dasarnya," kata S.
Shyam Sundar, Profesor Komunikasi dan co-direktur Media Effects Research
Laboratory.
Seperti dikutip dari Health24, Senin (16/9/2013),
Sundar mengatakan bahwa orang yang rendah harga dirinya cenderung amat
mempedulikan apa yang orang lain posting tentang dirinya di Facebook.
Sedangkan user dengan harga diri lebih tinggi menghabiskan banyak upaya
menambahkan informasi ke profil.
Sebanyak 225 mahasiswa dari
sebuah universitas di Korea Selatan dilibatkan dalam penelitian ini.
Mereka diminta mengisi profil Facebooknya, juga diamati responnya ketika
ada teman memposting sesuatu ke wall-nya. Mereka diminta menjawab
serangkaian pertanyaan tentang data pribadi.
Dalam pertemuan
INTERACT 2013 di Cape Town, Afrika Selatan, peneliti mengatakan bahwa
orang-orang dengan harga diri yang tinggi maupun rendah diri
menghabiskan banyak waktu memoles kesan yang ditampilkan lewat Facebook.
Hanya saja, caranya berbeda.
Orang dengan harga diri tinggi
cenderung mencantumkan banyak institusi di Facebook nya dan menghabiskan
banyak waktu menambahkan informasi tentang keluarga, pendidikan dan
pengalaman kerja ke dalam profil. Sedangkan user dengan harga diri yang
rendah terus memantau wall Facebook-nya dan menghapus posting yang tak
diinginkan dari orang lain.
"Temuan ini juga dapat menemukan cara
menghasilkan uang dan jaringan sosial lewat online. Semakin Anda bisa
terhubung ke Facebook, semakin kuat Anda merasa bahwa hal yang Anda
posting adalah bagian dari identitas Anda, dan semakin besar kemungkinan
Anda melihat ini sebagai harta virtual Anda," kata Sundar.
Karena
user dengan harga diri yang tinggi dan rendah diri melihat media sosial
sebagai perluasan identitas dirinya, mereka mungkin bersedia membayar
atas fitur tertentu. Sebagai contoh, media sosial dan pengembang
aplikasinya mungkin dapat menarik pelanggan yang mau membayar agar wall
Facebook sesuai dengan profilnya.
sumber