Katakanlah
anda ingin bersikap tegas (asertif) mengatakan tidak pada bos. Maka
siap-siaplah anda menghadapi resiko yang terburuk. Kalau dengan bos yang demokratis, inspiratif, simpatik, dan empatik, maka ucapan tidak
yang diterima dari anda akan disikapi positif. Asalkan disampaikan
dengan alasan yang patut dan santun. Pasti resikonya bakal mendekati
nol. Namun kalau dengan bos yang memang punya sifat pemarah dan apriori,
anda harus sudah siap dengan hujatan-hujatan. Konon itu sama saja anda
membangunkan singa tidur. Ia siap menerkam anda. Ngauman bodoh, tak
tahu diri, kurang ajar, brengsek,dsb bakal anda terima. Atau malah sang
bos tidak mengaum alias mendiamkan anda seribu kata. Namun apakah lalu
anda akan selalu tidak tegas? Padahal kalau anda bersikap demikian maka beban mental dan fisik akan bertambah banyak. Dan pada gilirannya akan terjadi trade-off
yakni produktifitas anda menurun. Jadi anda harus punya keberanian
walau pada tahap awalnya anda takut dan akan menghadapi resiko besar.
Nah
untuk itu berikut tips; dimana saya terinspirasi (adaptasi) dari Ros
Jay (How to manage boss; 2002,Pearson Education Limited).
(1).Tidak ada alasan anda merasa bersalah untuk mengatakan tidak
kalau memang itu layak untuk dilakukan.Itu adalah hak anda.Niatkan hati
anda bahwa tindakan tegas anda merupakan bagian dari syiar kebajikan.
(2).Sampaikan sejelas-jelasnya dan santun mengapa anda mengatakan tidak.
Hal ini akan membantu menjernihkan suasana bathin pada bos.Walau
didahului dengan sikap apriori, namun biasanya dengan waktu yang cukup
untuk merenung, pada gilirannya sang bos akan mau mengerti.
(3).Tetaplah bersikap tegas kalaupun bos memaksa anda mengikuti kemauan atau perintahnya. Bersabarlah dan berikanlah alasan-alasan tanpa harus meninggikan suara dengan wajah anda yang seram. Jangan menimbulkan kesan bahwa anda agresif bahkan provokator.
(4).Kalau
dianggap perlu, anda sebaiknya menawarkan solusi atau pilihan lain. Ini
penting untuk menghindari salah tafsir bahwa anda termasuk sebagai
penghindar tugas dan perintah bos atau pembangkang. Insya Allah sang bos
hanya beremosi seketika saja dan lambat laun mau mengerti.