Dalam surat pertamanya, pria ini mengakui bahwa sehari-hari ia bangun
terlambat karena menghabiskan malam untuk menonton pornografi. Ia bahkan
berfantasi porno sepanjang menyetir ke kantor
Pornografi juga jadi pelarian saat dia stress. Saat stress kerja, ia
melepaskan diri dengan menikmati pornografi dan baru bisa fokus kembali
setelahnya. Ia juga malas pulang kantor lebih cepat karena enggan
mendengarkan keluh kesah istrinya
Pria ini juga mengaku bahwa saat istrinya menitipkan anak-anak karena
harus berbelanja. Sebetulnya ia hanya membiarkan anak-anaknya. Ia
sendiri mengunci diri dalam kamar dan lagi-lagi menonton pornografi
Pria inipun sedih, bertanya tanya mengapa rasanya hanya pornografilah hal yang dia anggap menyenangkan di dunia ini?
BEBERAPA SAAT SETELAH TERAPI
Setelah mengikuti pelatihan untuk berhenti, pria ini punya kebiasaan
baru setiap pagi. Saat dia sedang menyetir sendirian ke kantor, ia masih
berpikir untuk kembali berfantasi. Tapi ia berusaha mengendalikan diri
Pria ini juga berusaha lebih fokus saat bekerja di kantor. Ia akui itu
berat, tapi ternyata dia bisa dan dia merasa lebih baik. Dia juga
menyadari kalau ternyata banyak kesempatan yang terlewatkan.
Saat pulang ke rumah, pria inipun menyadari bahwa istrinya ternyata
sangat banyak melakukan hal-hal yang baik untuknya. Selama ini dia
ternyata tidak menyadari hal itu.
Tapi ini baru sementara....Ia masih mungkin kembali pada kecanduan yang ia alami. Simak surat berikutnya...
SETELAH SEKIAN BULAN
Sekarang, pria ini sudah rutin berolahraga tiap pagi agar merasa segar.
Ia juga tak lupa mencium istrinya sebelum bekerja, ia baru sadar kalau itu sangat menyenangkan
Ia juga menikmati permainan piano anak-anaknya, dulu ia sangat tidak bisa menikmati kebersamaan dengan anak-anaknya itu
dan terpenting, sekarang dia tidak lagi tergoda untuk menonton pornografi, istrinya sudah menunggu di kamar <3 div="">
3>
dikutip dari : http://candeobehaviorchange.com/healthy-sexuality/pornography/a-day-in-the-life/
3>