Bisnis adalah menjual. Sebagus apa pun suatu produk tanpa
berhasil menjualnya maka bisnis itu tidak akan berhasil. Masalahnya, tak
semua pebisnis bisa menjual.
Dalam artikelnya di Entrepreneur.com, konsultan Steve Tobak, menyebutkan, hanya ada sembilan hal penting untuk sukses menjual.
Menjual itu maraton bukan sprint. Jadi, jangan berharap bisa sukses dalam sekejap. Menjual adalah proses yang kadang memakan waktu lama.
Harus terus menjual. Bagaimana pun baiknya respons investor, partner
potensial yang akan bergabung, atau besarnya dukungan komisaris, jangan
pernah berhenti untuk menjual. Sedikit saja lalai terhadap masalah ini,
akan kehilangan peluang terbaik untuk sukses.
Buatlah “ya” pada pilihan yang logis dan emosional.
Transaksi penjualan tidak begitu saja terjadi. Di dalamnya ada
serangkaian proses yang mendahuluinya seperti menumbuhkan hubungan (relationship),
mendengar untuk menentukan kebutuhan konsumen, investasi waktu dan
sumber daya untuk membangun keyakinan. Jika semuanya dilakukan dengan
benar, mengatakan “ya” menjadi pilihan yang logis dan emosional.
Yakinlah ada kesempatan ril. Cold calling
(menelepon atau mengunjungi calon pembeli tanpa perjanjian dulu) sering
kali dianggap buang-buang waktu baik bagi penjual maupun calon pembeli
itu sendiri. Jika kita mengidentifikasi bahwa calon pembeli itu
potensial, maka cold calling perlu dilakukan.
Ketahui lawan bicara kita. Jika akan bertemu dengan
prospek, ketahui siapa dia sebenarnya, apa yang memotivasinya, apa
perannya, dan sebagainya. Ini penting agar strategi kita masuk akal.
Jangan terlalu keras mencoba membangun hubungan pribadi.
Ini boleh jadi merupakan kesalahan terbesar banyak pengusaha kecil.
Tentunya kita ingin membangun hubungan, tetapi jika mencoba memiliki
hubungan pribadi terlalu cepat, justru akan berisiko karena akan
dianggap terlalu bersemangat atau menyerang ruang pribadi mereka.
Sebaiknya perhatikan dan bereaksilah pada isyarat, nada, dan bahasa
tubuh mereka.
Jangan tunjukkan betapa cerdasnya kita. Sering kali
ada godaan untuk menunjukkan betapa kita pintar dan mengetahui banyak
hal di hadapan calon pembeli (klien) sehingga seolah-olah kita ingin
memenuhi ruangan itu dengan suara kita. Sesungguhnya, konsumen itu tidak
peduli seberapa hebatnya kita. Yang mereka butuhkan adalah apakah kita
bisa memberi solusi pada masalah mereka. Karena itu dengarlah mereka.
Beri sedikit, dapatkan sedikit. Menjual adalah
permainan memberi dan mengambil. Maka berilah sedikit, ambillah sedikit,
dan ulangi, ulangi, dan ulangi lagi. Jika kita paksakan agar mereka
membeli banyak, begitu mereka bilang “Tak tertarik”, maka habislah
kesempatan itu.
Tak perlu berlatih. Alih-alih berlatih saat akan
menghadapi seseorang, sebaiknya sederhanakan bahan yang akan
dipresentasikan, ketahui siapa yang akan kita hadapi, kemukakan rencana
yang masuk akal, ajukan banyak pertanyaan, dengar baik-baik setiap
jawabannya, dan sesuaikan dengan kebutuhan.
_______
Sumber: Entrepreneur.com