Prasangka Negatif Yang Menghancurkan Kemajuan

Kisah sebuah prasangka Negatif yang bisa menghancurkan apabila tidak di bersihkan dengan Zero Mind Proses ( ZMP ). Pada suatu pagi, dalam sebuah rapat antar departemen, hasil evaluasi rutin bulanan sedang dibicarakan. Seseorang tiba-tiba menguap di tengah rapat yang berlangsung serius. Peserta lain spontan menoleh ke arahnya, dan atasannya pun tak ayal menggelengkan kepala. Sang Bos, yang merangkap sebagai pemimpin rapat, langsung menegurnya, “Saya kecewa sekali dengan Anda. Tampaknya Anda tidak peduli dengan rapat serius ini!”


Karyawan itu langsung tertunduk. Dengan wajah pucat, ia berkata lirih, “Maaf, saya ingin menyampaikan bahwa seharusnya saya tidak bisa ikut rapat ini. Tetapi, mengingat rapat ini sangat penting, saya mencoba hadir.” Matanya berkaca-kaca, “Tadi malam, anak saya mengalami kecelakaan, dan saat ini dirawat di ICU, dalam keadaan tidak sadar. Jadi, tadi malam saya tidak bisa tidur.” Semua peserta rapat langsung terperangah. Mereka terjerumus pada prasangka negatif dan belenggu pikiran yang menganggap jika ada orang menguap di tengah rapat penting, maka orang tersebut “Tidak Antusias”. Sebuah prasangka negatif telah terjadi.

Rapat kemudian dilanjutkan. Kali ini materinya tentang proses produksi dan pelayanan yang lambat, yang berakibat pada banyaknya komplain dari pelanggan. Saat rapat berlangsung, kubu departemen keuangan mempunyai prasangka negatif terhadap departemen operasional. Kubu keuangan menganggap bagian operasional hanya menghabiskan biaya, bagian operasional juga memiliki prasangka negatif mereka menganggap bagian keuangan tidak tahu-menahu tentang operasional perusahaan. Hal tersebut memang tidak dikemukakan dalam rapat, namun semua prasangka negatif yang tidak terucap terasa kental di sana. Ditambah lagi, hal tersebut pernah pula diungkapkan secara tak sadar di luar rapat. Saat rapat, mereka terperangkap oleh prasangka negatif masing-masing. Akibatnya, mereka saling menahan informasi penting, bersikap defensif, tidak mau membantu, dan kemampuan terbaik mereka tidak muncul. Hal ini telah merugikan semua pihak, khususnya perusahaan.

Selama ini, hubungan antar departemen pada perusahaan itu dibuat berdasarkan standard operating procedure yang baku dan kaku, tidak ada landasan hubungan saling percaya. Inilah masalah utama yang mengakibatkan turunnya kinerja perusahaan. Akibatnya, hilang kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Ingatlah Firman Allah tentang Prasangka Negatif“Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian dari kamu menggunjing sebahagian yang lain.” QS Al-Hujurat 49:12