Beberapa hari yang lalu saya pergi ke penyewaan film dvd, kemudian sayapun memilih judul film yang menarik minat saya, seperti biasa genre yang populer dengan bintang yang populer pastilah menjadi incaran utama dan mata saya tertuju pada salah satu judul film yang dibintangi oleh Sandra Bullock yang berjudul The Blind Side, sebuah film drama epik yang diangkat dari kisah nyata secara kebetulan saya sangat menyukai film drama yang diangkat dari kisah nyata karena saya sering dapat inspirasi ataupun pemikiran baru setelah menonton film-film yang diangkat dari kisah nyata ditambah lagi filmnya dibintangi oleh peraih piala oscar yang salah satunya berkat actingnya di film ini.
Mungkin saya agak telat menontonnya, karena film ini telah dirilis pada Desember tahun 2009 lalu tapi gak masalahlah yang penting ceritanya top bgt. Setelah menonton film ini beberapa hari saya tidak bisa melupakannya, film ini tidak hanya telah mampu menghibur saya akan tetapi lebih dari itu. Karena film ini saya tidak henti-hentinya memikirkan bahwa betapa beruntungnya saya hidup seperti saat ini yang Alhamdulillah masih tercukupi kebutuhannya, ditambah lagi betapa malunyanya saya ketika berkaca akan tingkah laku saya yang kurang bersyukur, cenderung emosional dan kurang ramah terhadap orang lain, tetapi yang paling penting menurut saya film ini bisa mengajak kita merenungi akan arti kehidupan sesama manusia dan ketulusan dalam berbuat kebaikan.
The Blind Side menceritakan perjalanan hidup Michael Oher (diperankan Quinton Aaron), seorang remaja berkulit hitam yang pendiam di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat. Oher yang memiliki saudara 11 orang lahir dari seorang ibu yang kecanduan kokain. Akibatnya, keluarga Oher berantakan dan IQ-nya pun sangat rendah. Oher pun tak lagi mengenal kedua orangtuanya karena hidupnya lebih banyak dihabiskan di berbagai panti asuhan. Sebab, di usia tujuh tahun pengasuhan Oher diambil alih negara.
Bahkan, di masa remajanya Oher hidup nomaden dan tak memiliki alamat. Setiap hari dia berkeliling kota tanpa tujuan. Harta yang dia miliki hanya dua pasang pakaian, satu melekat di badan dan satu lagi dia simpan di kantong plastik yang selalu dia bawa untuk pengganti. Maka, hidup bagi Big Mike –begitu dia disapa lantaran bobot tubuhnya yang besar– tak lebih sebuah cerita kosong dan tanpa masa depan. Dan, perjalanan hidup Oher berubah pada suatu malam.
Ketika itu pasangan Sean Tuohy (McGraw) dan istrinya Leigh Anne Tuohy (Sandra Bullock) melihat Oher berjalan tanpa tujuan. Ada yang mengusik Leigh Anne ketika melihat Oher. Seorang pemuda berjalan sambil menunduk di malam musim dingin dengan hanya mengenakan kaos tipis. Serta merta Leigh Anne turun dari mobil dan menyapa si pemuda. Ketika Leigh Anne mempertanyakan tujuannya sendirian berjalan kaki dalam cuaca dingin, dengan enteng Oher menjawab, “Aku mau ke gedung olahraga, karena di sana lebih hangat,” ucapnya.
Dari titik inilah sebenarnya film dimulai. Tanpa banyak bicara, Leigh Anne kemudian membawa Oher ke rumahnya dan memperkenalkan pemuda asing itu pada anak gadisnya, Collins, serta si bungsu yang periang dan telah mengenal Oher sebelumnya, Sean Junior.
Ada sebuah dialog sederhana yang berarti cukup dalam buat saya mengenai awal perjumpaan Oher dengan Sean Junior. Pada satu waktu Oher mendekati anak-anak kecil yang sedang bermain melihat kedatangan Oher yang berbadan besar dan tinggi merekapun semua menjauhinya, kemudian datanglah Sean Junior mendekati seraya berujar "Tersenyumlah biarkan mereka tahu kalau kamu juga ramah". Perilaku sederhana ini juga mungkin sering kita abaikan, dengan hanya sedikit tersenyum saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai bersikap baik ataupun ramah kepada orang lain.
Setelah beberapa malam dihabiskan Oher dengan tidur di sofa keluarga Tuohy, sang pemuda kemudian mendapatkan kamarnya sendiri. Ada dialog yang kuat ketika Leigh Anne membawa Oher ke kamar barunya:
Leigh Anne: Carilah sesuatu yang bisa kamu dapatkan untuk mengisi kamar tidurmu
Michael Oher: Semua ini milikku?
Leigh Anne: Yups.
Michael Oher: Aku belum pernah memilikinya
Leigh Anne: Apa, kamar tidur sendiri?
Michael Oher: …Sebuah ranjang.
Mendengar jawaban Oher, seketika Leigh Anne lari masuk kamarnya sambil bercucuran air mata. Seorang pemuda yang baru bisa merasakan tidur di atas ranjang ketika berusia 17 tahun? Tak pernah terbayangkan oleh Leigh Anne, dan mungkin juga kita.
Tak sekadar memberi tempat bermalam, Leigh Anne dan keluarganya memperlakukan Oher bak anggota keluarga lainnya. Ganjil memang, sebuah keluarga kulit putih Amerika menerima kehadiran orang asing berkulit hitam tanpa banyak bertanya. Lebih ganjil lagi ketika Sean Junior pada teman-temannya di sekolah mengenalkan Oher sebagai kakaknya, begitu pun dengan si cantik Collins yang tanpa malu memanggil Oher dengan sebutan “Bro”.
Cerita kemudian mengalir dengan cepat. Tak ada scene yang sia-sia atau dialog yang membosankan. Kelucuan pun membuat kita tertawa tatkala Oher masuk dalam tim football Briarcrest Christian High School. Meski berkulit hitam, Oher ternyata tak tahu sama sekali dengan permainan ini. Bahkan, pemain football yang biasanya sangar menjatuhkan pemain di lapangan, tak berlaku buat Oher. Sangat kontras, Oher yang bertubuh besar punya sifat sabar dan penyayang kepada siapa pun.
Waktu dan dukungan penuh keluarga Tuohy akhirnya membuat Oher berubah. Dia mulai bisa menangkap perintah pelatih di lapangan. Langkah Leigh Anne mendatangkan guru privat ke rumah juga tak sia-sia. Nilainya mencukupi untuk lulus SMA, sedangkan di lapangan dia mulai mencuri perhatian banyak universitas untuk direkrut sebagai pemain.
Oher akhirnya menjadi bintang football di University of Mississippi yang kemudian bermain untuk National Football League (NFL). Dan sampai hari ini, Michael Oher masih menjadi salah satu pemain terbaik NFL American All Star yang bermain untuk klub Baltimore Ravens.
Film ini merupakan adaptasi sutradara John Lee Hancock dari buku Michael Lewis yang laris di tahun 2006, The Blind Side: Evolution Of A Game. Banyak sudah film bertema olahraga atau konflik rasial berdasarkan kisah nyata yang diangkat ke layar lebar, tapi kisah Oher sangat fenomenal.
Banyak sekali nilai positif yang bisa diambil dari menonton film ini, diantaranya:
1. Kasih sayang adalah kunci keharmonisan keluarga
2. Cinta seorang ibulah yang mampu mengubah dunia
3. Jangan pernah menyerah dalam menyikapi beratnya kehidupan
4. Kebahagiaan bisa diperoleh dengan berbagi
5. Bagi Tuhan tidak ada yang tidak mungkin
dan masih banyak lagi silahkan ditonton sendiri.
Foto-foto Michael Oher dan keluarganya (yang asli)