Ketika Iman Lagi Turun/Lemah

Ketika terdengar suara azan menggema memanggil-manggil diri kita untuk menghadap Allah swt... kadang-kala tak terdetik sedikit pun keinginan di hati kita untuk memenuhinya... dengan alasan "nanti dululah, waktu solat masih lama"... maka WASPADALAH!!! Mungkin iman kita sedang TURUN!!!

Rasulullah saw bersabda bahwa "Iman itu naik dan turun, maka sentiasa perbaharui iman kamu". Tetapi, kebanyakan daripada kita mentafsirkan hadis tersebut hanya sampai "Iman itu naik dan turun". Namun, apabila kita mendapati keadaan iman kita yang mulai mengkhawatirkan, kita kadang-kala mengeluarkan kata-kata "Ahh... iman itu naik turun,kan?! Memang macam tu... biasalah tu".
Tapi kita lupa hal terpenting yang harus kita ambil dari hadis itu, yaitu apakah tindakan selanjutnya apabila mendapati iman kita semakin turun... turun... dan terus turun...??? JANGAN DIBIARKAN SAJA!!! Kita harus memperbaharuinya dan ini boleh dilakukan dengan banyak cara. Contohnya, dengan menghadiri Majlis Ta'lim, tilawah dan tadabbur Al-Qur'an, berusrah,sentiasa bermuhasabah, beristiqamah melakukan kebaikan atau berkumpul dengan orang-orang sholeh dsb.

Sesungguhnya fenomena lemah iman adalah masalah yang menggejala dan menyebar di kalangan kaum muslimin. Ada sebagian masyarakat mengeluhkan hatinya yang keras membatu, berulangkali mereka berkata, "Rasanya hatiku kok keras", "Aku tak lagi merasakan kelezatan dalam beribadah", "aku merasakan imanku menurun", "Aku merasa tidak tersentuh oleh bacaan Al-Quran", "Dengan mudahnya aku terjerumus ke dalam maksiat", dan masih banyak lagi yang mengungkapkan bahwa ada penyakit dalam dirinya, penyakit yang merupakan pangkal dari segala perbuatan maksiat dan penyebab dari segala dosa dan musibah. Pada artikel kali ini, akan dicoba dijelaskan tentang fenomena-fenomena lemah iman, penyebab dan terapinya.

Fenomena Lemah Iman

Sesungguhnya fenomena lemah iman mempunyai ragam dan bentuk yang bermacam-mavam, diantaranya adalah:

1. Terperdaya dalam maksiat dan melakukan hal-hal yang diharamkan

Sebagian para pendosa ada yang melakukan satu dosa dengan terus-menerus dan sebagian lain ada yang melakukan bermacam-mcam model dosa. Orang yang banyak terperdaya oleh dosa akan menyebabkan perbuatannya berubah menjadi kebiasaan yang wajar kemudian hilanglah perasaan sungkan dalam hatinya sedikit demi sedikit hingga ia terperdaya dalam dosa terang-terangan didepan orang banyak, maka ia pun masuk dalam golongan orang yang dikatakan Rasulullah:
"Semua umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (berbuat dosa), dan termasuk terang-terangan itu adalh seseorang yang melakukan dosa di malam hari, lalu di pagi harinya ia bercerita padahal  Allah telah menutupi dosa itu,"Wahai fulan, semalam aku telah melakukan ini dan itu, padahal di malam harinya Tuhannya telah menutupi dosa itu, namun di pagi harinya ia malah membuka apa yang telah ditutupi oleh Allah." (Bukhari)

2. Hatinya terasa keras dan membatu

Jika seseorang telah merasa hatinya telah keras dan membatu, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat meresap padanya dan tidak pula dipengaruhi oleh sesuatu pun seperti firman Allah:
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras dari itu."(Al-Baqarah:74)

3. Tidak tekun beribadah

Orang yang terkena fenomena lemah iman, maka ia akan buyar konsentrasinya saat shalat, membaca al-Quran, berdoa atau yang lain. Demikian juga ia tidak menghayati dan mendalami makna dzikir. Ia membacanya hanya karena sebuah rutinitas yang membosankan , meskipun ia selalu menjaganya padahal Rasulullah bersabda:
" ... tidak menerima do'a dari hati yang lalai dan tidak sungguh-sungguh." (Tirmidzi)

4. Bermalas-malasan dalam beramal ketaatan dan ibadah bahkan ia menyia-nyiakannya

Bila ia melakukannya, amalan itu hanyalah berupa gerakan-gerakan kosong yang tidak mempunyai ruh. Allah menyifati orang-orang munafik dalam firman-Nya:
" ... bila mereka mendirikan shalat, mereka mendirikannya dalam keadaan malas ..." (An-Nisaa:142)

5. Hati yang terasa sempit, makin temperamental dan naluri tumpul sampai pada tingkat seseorang merasa ada beban berat pada dirinya

Sehingga karena itu, seseorang menjadi mudah mengeluh karena masalah sepele dan merasa terhimpitoleh perbuatan orang-orang yang ada di sekitarnya, serta tidak ada toleran dalam dirinya. Padahal Nabi menyifati iman itu dengan sabdanya,
"Iman itu adalah kesabaran dan lapang dada."

6. Tidak tersentuh oleh ayat-ayat al-Quran

Orang yang lemah imannya mudah bosan mendengar al-Quran dan tidak tahan meneruskan bacaannya. Setiap kali memulai membuka al-Quran, hampir-hampir ia menutupnya kembali.

7. Pikiran yang tidak tertuju pada Allah ketika ia berdzikir dan berdoa

Bila ia mengangkat tangan untuk berdoa, cepat-cepat ia menariknya kembali kemudian pergi berlalu. Padahal Allah telah menyifati orang-orang munafik dengan firman-Nya:
"Dan tidaklah mereka mengingat Alah kecuali sedikit sekali." (An-Nisa:142)

8. Tidak marah atau tersinggung ketika aturan-aturan Allah dilanggar

Hal ini karena bara ghirah (kecemburuan) dalam hatinya telah padam hingga anggota badannya pun tidak merespon untuk menentangnya. Rasulullah menyifati hati yang tidak berdaya ini dalam sebuah hadits shahih:
"Fitnah itu menimpa hati manusia seperti benang tikar yang lepas sehelai demi sehelai, hati manapun yang menyerapnya akan ternoda hitam."

9. Senang kepada popularitas

Fenomena ini mempunyai beberapa bentuk diantaranya adalah:
a. Senang pada kekuasaan dan jabatan.
Ia tidak lagi berfikir tentang tanggung jawab dan bahayanya. Rasulullah bersabda:
"Bila kalian mau aku beritahu tentang jabatan, pertamanya akan dicela, kedua akan menyesal, dan ketiga akan disiksa pada hari kiamat kecuali orang yang berlaku adil." (Thabrani)
b. Suka menjadi narasumber dalam majlis, senang banyak bicara, dan ingin menjadi pusat perhatian
Nabi bersabda:
"Takutlah kamu dari tempat penyembahan ini, yakni Mihrab (tempat berceramah)." (Baihaqi)
c. Senang bila orang-orang berdiri saat dia masuk dalam majelis mereka karena perasaan gila hormat dalam dirinya yang sakit
Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa yang senang bila hamba-hamba Allah bangkit berdiri untuknya, maka bersiap-siaplah ia menempati tempatnya di Neraka." (Bukhari)

10. Kikir dan bakhil

Adapun tentang kedua sifat ini, sesungguhnya prang yang imannya lemah, hampir-hampir tidak mau mengeluarkan sedikitpun hartanya untuk Allah. Tidak diragukan lagi bahwa iman yang lemah akan melahirkan rasa kikir dan bakhil, bahkan Nabi bersabda:
"Selamanya tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba, iman dan kikir" (Muslim)

11. Bila seseorang berbicara dengan apa yang tidak ia lakukan

Tidak diragukan lagi bahwa yang demikian itu termasuk nifaq. Barangsiapa yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya maka ia tercela di sisi Allah.
"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah jika kalian mengatakan apa-apa yang tidak kalian kerjakan." (Ash-Shaff:2-3)

12. Senang dan gembira terhadap apa yang menimpa saudara muslim lain berupa kegagalan, kerugian, musibah, atau khilangan suatu nikmat.


13. Melihat sesuatu dari segi dosa atau tidak dosa saja, ia menutup mata bila yang dilakukannya sesuatu yang dibenci (makruh)

Ketika sebagian orang mau melakukan sesuatu, dia tidak bertanya apakah amal kebajikan yang selayaknya dikerjakan, akan tetapi dia bertanya:"Apakah amal ini sampai pada tingkat dosa atau tidak..? Apakah ia haram atau cuma sekedar makruh?". Gejala kejiwaan inilah yang mengantarkan seseorang melakukan perbuatan dalam lingkaran syubhat dan yang makruh dan di suatu saat kelak akan menyeretnya untuk melakukan yang haram.

14. Meremehkan kebaikan dan tidak mempunyai perhatian pada amal kebajikan yang kecil

"Janganlah kamu meremehkan kebaikan meskipun itu hanya sekedar menuangkan air dari embermu ke tempat air orang yang meminta, atau meskipun kamu melayani perbincangan dengan saudaramu dengan wajah yang berseri." (Ahmad)

15. Tidak memperhatikan permasalahan kaum muslimin, tidak ada upaya menyelesaikannya baik dengan doa, sedekah maupun bantuan dan perasaan dingin terhadap apa yang menimpa saudaranya di seluruh penjuru dunia yang dikuasai musuh islam, dipaksa, ditindas, dan ditimpa berbagai bencana lainnya.


16.Terputusnya tali persaudaraan antara orang-orang yang telah bersaudara

"Tidaklah ada dua orang yang saling mencintai karena Allah 'Azza wa Jalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh dosa pertama (dalam riwayat lain:lalu keduanya dipisahkan karena dosa) yang dilakukan oleh salah satu dari keduanya." (Bukhari)

17. Tidak adanya rasa tanggung jawab untuk beramal demi agamanya


18. Gelisah dan takut ketika musibah menimpa atau terjadi permasalahan.

Sungguh, jika imannya kuat, ia akan tenang dan menghadapi bencana yang paling besar sekalipun dengan berdaya dan penuh ketenangan.

19. Banyak berbantahan dan berdebat yang menjadikan hati semakin keras.

"Tidaklah suatu kaum tersesat sesudah mereka mendapat hidayah, kecuali karena mereka suka berdebat." (Ahmad)

20. Mata duitan, gandrung kepada dunia, dan merasa tenteram dengannya.


21. Berbicara hanya berdasarkan rasional (akal) semata dan tidak adalagi ciri-ciri keimanan padanya sehingga andai ia berbicara, tidak lagi terdapat pada omongan orang tersebut kutipan dari teks al-quran, hadits, maupun perkataan para ulama.


22. Berlebihan dalam memperhatikan dirinya baik dari segi makan, minum, pakaian, tepat tinggal, dan kendaraan.


"... jauhilah dari sikap bermewah-mewahan, karena sesungguhnya hamba-hamba Allah tidak suka bermewah-mewahan." (Abu Nu'aim)

Sebab-sebab Lemah iman

1. Jauh dari lingkungan kaum beriman dalam waktu yang lama

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)? Janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya yang telah diturunkan Al-Kitab kepada mereka, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." (Al-Hadiid:16)

2. Menjauhkan diri dari qudwah hasanah (teladan yang baik)

seseorang yang belajar dari guru yang shalih yang terpadu dalam dirinya antara ilmu dan amal shalih serta kekuatan iman, dia selalu berada disisinya dan meniru apa yang ada padanya berupa ilmu, akhlak dan leutamaan-keutamaannya. Bila dia menjauh darinya beberapa lama, maka seorang murid akan merasakan kekerasan dalam hatinya.

3. Menjauhkan diri dari menuntut ilmu dan enggan bersentuhan dengan buku-buku ulama ataupun buku-buku tentang iman yang dapat menghidupkan hati


4. Berada di lingkungan masyarakat yang penuh maksiat


5. Terlena dalam mencari kesenangan dunia sehingga hati menjadi hampa

"Celakalah hamba dinar dan hamba dirham." (Bukhari)

6. Sibuk dengan urusan harta, istri, dan anak

"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan." (Al-anfal:28)

7. Panjang angan-angan

"Biarkanlah mereka (di duniaini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." (Al-Hijr:3)

8. Berlebihan dalam hal makan, tidur, begadang, dan bergaul


Mengobati Lemah Iman


1. Tadabbur Al-Quranul karim yang diturunkan oleh Allah sebagai penjelas atas segala sesuatu dan sebagai cahaya yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya

"Dan kami turunkan dari Al-Quran itu sesuatu yang dapat menjadi penawar dan rahmat bagi prang-orang yang beriman." (Al-Isra:82)

2. Merenungkan keagungan Allah 'Aza wa Jalla, memahami asma dan sifat-Nya, mendalami dan menghayati maknanya serta kemudian meresapkan pemahaman ini dalam hati dan mengalirkannya ke seluruh anggota tubuh untuk mewujudkan apa yang dipahami oleh hati dalam bentuk amal perbuatan.

3. Menuntut ilmu agama, yakni ilmu yang mengantarkan kepada rasa takut kepada Allah dan bertambahnya iman kepada-Nya.

Sebagaimana difirmankan-Nya:
"Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara para hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama." (Faathir:28)

4. Senantiasa mengikuti majelis ilmu

"Tiada suatu kaum yang duduk mengingat Allah kecuali para malaikat akan memayungi mereka, rahmat Allah meliputi mereka, kedamaian turun kepada mereka, dan Allah memuji mereka di hadapan (malaikat) yang ada di sisi-Nya." (Muslim)

5.Memperbanyak amal kebaikan dan mengisi waktu dengannya

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang muslim dalam beramal kebaikan, diantaranya:
a. Bersegera melakukannya,
"Dan bersegeralah kalian menuju ampunan dari tuhamnu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang beriman." (Ali-Imran:133)

b. Kontinyu dalam beramal,
"... Dan tidaklah hamba-Ku selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan amal sunnah, kecuali aku mencintainya." (Turmudzi)

c. Bersungguh-sungguh dalam melakukannya,
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di ujung-ujung malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Pada harta-harta mereka ada hak orang-orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat pemberian." (Adz-zariyat:17-19)

d. Tidak merasa Bosan,
"Lakukanlah amal kebajikan yang kamu mampu, karena sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla tidak akan bosan sehingga kamu sendiri yang bosan. Sesungguhnya amal yang paling disukai oleh Allah 'Azza wa jalla adalah yang paling berkelanjutan meskipun sedikit." (Nasa'i)

e. Menyusulkan ibadah yang telah tertinggal waktunya,
"Apabila Rasulullah melakukan suatu shalat, maka beliau menjaga malam, jika tidak tahan mengantuk atau sakit, beliau shalat dua belas rakaat di siang harinya." (Ahmad)

f. Berharap amalnya diterima, disertai perasaan cemas jika tidak diterima,
Aisyah berkata:"Aku bertanya kepada Rasulullah tentang ayat:
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut" (Al-Mu'minun:60)
Apakah mereka itu adalah orang-orang yang minum arak dan mencuri?" Beliau menjawab." Bukan, wahai putri Ash-shiddiq, akan tetapi mereka itu adalah orang yang berpuasam shalat, bersedekah, dan mereka takut kalau amalnya tidak diterima, mereka itulah orang-orang yang bersegera melakukan kebaikan.
" (Turmudzi)

6. Bervariasi dalam melakukan ibadah

Barangsiapa mengamati ibadah dalam Islam ini, ia akan mendapati variasi yang luar biasa dari segi jumlah, waktu, bentuk, sifat,dan hukumnya. mungkin salah satu hikmahnya adalah agar jiwa kita tidak merasa jemu dan senantiasa ada pembaharuan. Dari sisi lain, masing-masing orang berbeda-beda kecendrungan dan kesanggupannya, sebagian orang boleh jadi merasa menikmati dengan ibadah yang lebih sulit dan berat di banding yang lainnya.

7. Takut Su'ul khatimah

Su'ul khatimah adalah jelek pada akhir kehidupan yaitu keadaan dimana seseorang diambil nyawanya pada saat dia berada dalam keburukan.

8. Banyak mengingat mati

"Banyaklah mengingat (peristiwa) yang akan melenyapkan semua kesenangan, yakni mati." (Turmudzi)

9. Mengingat berbagai kejadian yang akan terjadi di hari kiamat

10. Berinteraksi dengan ayat-ayat Allah

11. Berdzikir kepada Allah

"Hai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada Allah dengan ingatan yang banyak." (Al-Ahzab:41)

12. Bermunajat kepada Allah dan bersimpuh dihadapan-Nya

13. Merenungkan tentang kehinan harta dunia, hingga tidak ada lagi yang masih menempel di hati seorang hamba

14. Mengagungkan hak-hak Allah

"Dan barangsiapa menghormati hak-hak Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya." (Al-Hajj:30)

15. Wala' dan bara' yaitu mencintai orang-orang yang beriman dan membenci orang-orang kafir

16. rendah diri memegang peranan penting dalam memperbaharui iman, dan menetralisir hati dari karat kesombongan, karena rendah diri dalam bicara, perbuatan, dan penampilan menunjukkan rendah diri dalam hati orang tersebut kepada Allah


17. Meningkatkan Amalan hati seperti cinta kepada Allah, takut dan harap kepada-Nya, tawakkal, dan lain sebagainya

18. Muhasabah diri

19. Berdoa kepada Allah adalah termasuk yang paling kuat pengaruhnya dan seharusnya setiap hamba mengupayakannya

"Sesungguhnya iman yang ada pada salah seorang si antara kalian dapat usang layaknya pakaian usang, maka mohonlah kepada Allah agar memperbaharui iman yang ada dalam hatimu." (Hakim)

Referensi

Zhahiratu dha'fil iman: al-a'radh, al-asbab, al-'llaj (edisi Indonesia:  Mengobati Lemah Iman)  karya Muhammad Shalih Al-Munajjid
 
Informasi Laptop, Komputer, Virus, Jual-Beli Bekas, click here!