Prestasi Merry Riana terbilang fenomenal. Di usia 25 tahun dan hanya 4
tahun dari kelulusannya, entrepreneur perempuan yang telah mengantongi
banyak penghargaan ini mampu mengumpulkan kekayaan hingga 700 ribu dolar
Singapura, sebuah jumlah yang fantastis.
Dari seorang mahasiswi dengan ekonomi pas-pasan, Merry Riana, anak muda
Indonesia, menjelma menjadi miliuner muda dan diakui sebagai pengusaha
sukses, motivator yang sangat dinamis, serta pengarang buku terlaris di
Singapura. Melewatkan masa kuliah yang penuh dengan keprihatinan
finansial di Nanyang Technological University, Merry seorang sarjana elektro ini kemudian
menciptakan perubahan paradigma berpikir dan memulai suatu perjuangan
dengan konsep dan etos kerja keras luar biasa. Ketika dia berulang tahun ke-20 ia mencanangkan sebelum usia ke 30 tahun ia harus sudah mencapai kebebasan finansial dan memiliki uang 1 juta dollar. Akhirnya, dia berhasil
meraih penghasilan 1 juta dolar di usia 26 tahun.
(kisah selengkapnya DISINI)
Merry Riana lahir pada tanggal 29 Mei 1980 dan tumbuh di Jakarta dalam sebuah
keluarga sederhana. Orangtua Merry adalah seorang pebisnis dan ibu rumah
tangga. Dengan penuh keberanian, sulung dari 3 bersaudara ini tinggal
di Singapura dan mengadu untung di sana. Karena dorongan sang ayah,
Merry bercita-cita menjadi seorang insinyur. Cita-citanya tersebut
mungkin karena ingin membantu sang ayah dalam menjalankan bisnis.
Awalnya
Merry tidak pernah bertujuan untuk belajar di negeri jiran, Singapura.
Akan tetapi seiring dengan terjadinya kekacauan multi dimensi tahun
1997-1998 di Indonesia dan Asia, ayah Merry memutuskan untuk mengirim
anaknya belajar di luar negeri. Dan Singapura kala itu merupakan sebuah
pilihan yang paling masuk akal karena jaraknya yang relatif dekat,
lingkungan yang aman dan sistem pendidikannya yang bagus.
Merry
mulai belajar di bangku kuliah di jurusan Electrical and Electronics
Engineering (EEE) di Nanyang Technological University (NTU) pada tahun
1998. Merry mengaku jurusan ini menjadi jurusan paling masuk akal
baginya saat itu.
Demi pendidikan, Merry harus menanggung utang
sekitar 40 ribu dolar Singapura. Sembari belajar di NTU, Merry harus
menabung untuk membayar pengeluaran sehari-hari dan biaya kuliah bahkan untuk biaya hidupnya saja dia harus seirit mungkin dengan hanya 10 dollar perminggu akibatnya ia sering juga tidak makan. Merry
menyadari bahwa ia harus memikirkan masa depannya. Dengan kewajiban
pelunasan pinjaman sebanyak itu saat lulus dari bangku kuliah, Merry
mulai bekerja keras dan ingin mencapai kesuksesan di usia 30 tahun.
Tanpa
pengalaman dan pengetahuan bisnis yang memadai, Merry terjun ke dalam
dunia bisnis. Itu ia lakukan karena ia mengetahui bahwa memiliki
pekerjaan biasa tidak cukup untuk memenuhi impiannya untuk sukses di
usia 30 tahun. Ia mencoba berbagai peluang bisnis. Kemudian suatu saat
Merry berinvestasi pada saham dengan mengandalkan uang tabungannya yang
susah payah ia kumpulkan. Sayang, Merry kehilangan semua investasinya
dan terpuruk. Meski begitu, Merry kembali bangkit dan berusaha keras
untuk menjadi entrepreneur.
Merry mulai berusaha dari awal dengan
belajar secara sungguh-sungguh tentang seluk beluk pasar. Setelah
merasa siap, ia pun memutuskan untuk menekuni industri perencanaan
keuangan. Merry berpikir itulah hal yang akan membuatnya mampu
mewujudkan impiannya dalam waktu yang relatif singkat.
Saat Merry
memulai karier sebagai seorang penasihat keuangan, ia harus bergulat
dengan sejumlah tantangan dan hambatan. Orang tuanya, dosen serta
teman-temannya kurang setuju dengan keputusan Merry tersebut. Merry saat
itu belum memiliki kemampuan berbahasa Mandarin padahal lebih dari
separuh penduduk Singapura ialah etnis China. Sebagai seorang pendatang
asing di sana, pengalaman dan relasi Merry sangat terbatas.
Namun,
satu alasan yang membuat Merry pantang menyerah ialah usianya yang
masih muda dan masih lajang sehingga ia merasa lebih bebas dan lebih
berani mengambil risiko. Tanpa merasa terlalu terbebani dengan
kemungkinan gagal atau keharusan untuk berhasil, Merry lebih memilih
untuk memfokuskan diri pada pengalaman dan pelajaran yang ia bisa
dapatkan selama fase-fase awal kariernya.
Merry akhirnya
menemukan panggilan jiwanya untuk bergabung dengan Prudential Assurance
Company sebagai penasihat keuangan. Dalam enam bulan pertama karirnya di
Prudential, Merry berhasil melunasi utangnya sebesar 40 ribu dolar
Singapura.
Hingga tahun 2003, Merry dianugrahi Penghargaan
Penasihat Baru Teratas yang diidam-idamkan banyak orang yang menekuni
profesi penasihat keuangan. Di tahun 2004, prestasi Merry yang cemerlang
membuatnya dipromosikan sebagai manajer.
Merry lalu memulai
bisnisnya sendiri setelah diangkat menjadi manajer. Ia mendirikan MRO
(Merry Riana Organization). Setahun setelah itu (2005), Merry menerima
penghargaan sebagai penghargaan Top Agency of the Year dan penghargaan
Top Rookie Agency.
Hingga kini Merry telah memotivasi dan melatih
ribuan profesional dan eksekutif dalam bidang penjualan, motivasi dan
pemasaran. Dalam perusahaannya, Merry menaungi 40 penasihat keuangan,
yang uniknya memiliki usia yang masih belia (antara 21- 30 tahun).
Merry
menyatakan bahwa motivasinya tidak hanya berasal dari keinginan untuk
memberikan kehidupan yang lebih baik pada kedua orangtuanya tetapi juga
dari ambisinya untuk membantu generasi muda lainnya untuk melakukan hal
serupa. Ia berharap para pemuda mampu memberikan kehidupan yang lebih
baik, tak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga orang tua mereka
dan anggota keluarga mereka yang lain.
Sumber dan http://www.merryriana.com/
Informasi Laptop, Komputer, Virus, Jual-Beli Bekas, click here!