Bagaimana Mendongkrak Penjualan Berjumlah Nol Rupiah?

Ada beberapa jurus yang memang terbukti dahsyat dan mampu meningkatkan omzet secara signifikan. Namun di antara semua jurus tersebut, ada satu yang paling power fulldan tidak boleh digunakan sembarangan karena saking power full-nya.

Bila digunakan pun haruslah digunakan untuk hal yang bermanfaat. Jurusnya adalah Hukum Psikologis Timbal Balik. Jurus ini dulu dipakai oleh sebuah organisasi keagamaan Hare Khrisna Society di Amerika (1970-an). Dalam waktu 34 tahun, mereka bisa membangun 321 kuil di Amerika & di luar negeri.Apa yang dilakukan? Anggota kelompok mereka menghampiri banyak orang yang turun dari bandara atau di jalanan.

Mereka memberi buku (biasanya Bhagavad Gita), majalah, atau hadiah yang paling cost effective yaitu bunga. Saat itu, orang-orang yang lewat mendadak mendapatkan bunga di tangan mereka atau disematkan di baju. Ketika orang menolak,mereka selalu ngotot. "Tidak, ini hadiah dari kami, gratis".

Kemudian setelah orang itu menerima, orang-orang dari organisasi Khrisna ini mengeluarkan kertas permintaan sumbangan dan menyebutkan mereka sedang membangun tempat peribadatan. Aksi ini sukses besar. Sampai akhirnya dilarang pemerintah Amerika akhir ‘70- an (Cialdini).

Sementara itu, di salah satu hotel di Pekanbaru, angka pendapatan dari divisi laundry adalah hampir nol. Banyak orang tidak mau memanfaatkan jasa laundry di hotel itu, karena biasanya harganya mahal.Ini akan semakin terasa di hotel yang peringkatnya bintang tiga dan ke bawah. Pasalnya, tipikal tamu yang masuk ke hotel ini ingin mencari harga semurah mungkindanmerekaterbiasa berhemat. Lalu, diadakanlah program setiap tamu yang menginap di kamar standar akan mendapatkan "gratis laundry" sebanyak empat potong pakaian.

Setiap kali tamu check-in, voucher laundry diberikan kepada tamu bersamaan dengan voucher untuk sarapan pagi. Namun, cara ini kurang efektif karena voucher ini sering kali tidak terlihat oleh tamu. Terhimpit oleh voucher sarapan pagi. Maka cara penawarannya pun diubah. Setiap kali tamu check-in ke hotel, petugas akan langsung menerangkan bahwa setiap tamu mendapatkan jatah gratis laundry sampai empat potong. Dengan cara ini, tingkat pemakaian laundry gratis meningkat, namun belum optimal. Belum meningkat drastis. Beberapa orang akan langsung putus asa dan mengira bahwa ide ini tidak bagus dan tidak bisa dipakai.

Namun, setelah bertanya langsung kepada tamu, ditemukan bahwa tamu sering lupa bahwa mereka mendapatkan fasilitas gratis laundry begitu masuk kamar. Setelah menghidupkan TV dan beristirahat, tamu lupa. Saat keesokan harinya mau sarapan pagi, baru teringat bahwa mereka punya voucher gratis. Maka cara ini disempurnakan lagi. Program ini juga dibantu oleh petugas yang mengantarkan tamu ke kamar saat check-in. Mereka akan bertanya, "Bapak/Ibu,apakah ada pakaian kotor yang ingin kami cucikan sekalian? Bila ada, saya bisa membantu membawakannya ke laundry sekarang, sehingga besok bajunya sudah kering".

Dengan inisiatif seperti ini, tamu merasa senang dan diperhatikan. Mereka merasa bahwa petugas hotel sungguh peduli. Saat tamu merasa senang, mereka relatif lebih royal dalam pengeluaran. Saat tamu memeriksa kopernya, biasanya baju kotor ada lebih dari empat potong. Mereka merasa tanggung kalau hanya mencuci empat potong dan membawa sisa baju kotor pulang. Biasanya tamu akan langsung memeriksa harga laundry.

Saat memeriksa, biasanya tamu menemukan harga laundry ternyata bisa diterima dan cukup murah. Maka tamu langsung menitipkan beberapa helai lagi baju kotornya. Dari angka laundry tamu yang hampir nol per hari, sekarang meningkat drastis. Lebih dari separuh tamu hotel mencucikan bajunya dan biasanya mereka mencuci lebih dari empat potong. Kadang ada yang mencuci sampai 16 potong. Sebenarnya berapa besar biaya yang dikeluarkan oleh hotel untuk mencucikan baju gratis sebanyak empat potong?

Sangat kecil. Hanya sedikit ekstra deterjen dan beberapa menit untuk menggosok baju tamu tersebut, karena laundry hotel termasuk salah satu unit bisnis yang kecil biayanya dan tinggi profit marginnya. Berapa banyak laundry berbayar yang dilakukan oleh tamu karena terpancing oleh fasilitas gratis tersebut? Lebih dari separuh hotel melakukannya. Hotel hanya mengeluarkan sedikit biaya, namun mendapatkan banyak order berbayar. Apa efeknya bagi tamu? Tamu merasa sangat senang, karena biasanya biaya laundry cukup mahal. Ini juga akan sangat bermanfaat bagi tamu hotel yang menginap dalam jangka waktu lama.

Dengan begitu, mereka tidak perlu mencuci baju sendiri atau bahkan membawanya ke laundrydi luar. Selain menghabiskan tenaga, juga menghabiskan waktu.Tamu perusahaan yang biasanya semua dibayarkan oleh perusahaan pun akan senang, karena perusahaan bisa menghemat begitu banyak biaya laundry dari banyaknya eksekutif yang sering ke luar kota. Tamu senang, perusahaan senang, pihak hotel senang, everybody wins!

TUNG DESEM WARINGIN
Pelatih Sukses No. 1 Indonesia follow Twitter : twitter.com/tungdw
&
STEPHANUS P HARDJANTO
(TDW Senior Coach Partner) follow Facebook: www.facebook.com/stephanus.ph
(Koran SI/Koran SI/ade



AYITIBOX INDONESIA 'Kalau Situs Lain Sibuk Menjual, Disini Royal Membeli'