Cara Efektif Mengatasi Kekurangan Duit dengan Memahami Motivasi Keuangan

Motivation is reason for doing something, Motivasi adalah alasan seseorang untuk melakukan sesuatu.  Dalam bahasa agama disebut niat.
 
Misalnya, ketika Mas Broto ingin pergi ke Hotel Pasific di Gunung Sari Balikpapan dari Bandara Sepinggan, maka tentunya ada alasan yang mendasarinya.  Dasar inilah disebut niat. Begitupun ketika Anda punya uang dan mau pergi ke sebuah mall, maka membelanjakan sesuatu adalah sebuah motivasi yang terkait dengan uang.


Dalam ilmu Motivasi Keuangan, peran uang terbagi dua;
 
1. Persentase pertama, 30% adalah bicara angka-angka
Anda punya uang cash Rp. 10.000,- ingin membeli 5 macam barang seharga masing-masing Rp 2.000, maka Anda tinggal membagi uang Anda yang Rp 10 ribu dengan 5 macam barang.  Sangat sederhana.
 
2. Persentase kedua, 70% adalah bicara psikologi angka/duit
Anda bawa uang cash Rp 10.000 ke sebuah mal, tetapi di dompet Anda masih tersedia kartu debit dengan uang di dalamnya Rp 5 juta dan kartu kredit dengan plafon Rp 10 juta, saat itu yang bermain bukanlah angka-angka lagi, tetapi keinginan untuk meluaskan  hasrat membeli.  
Apalagi di samping Anda ada saudara, teman ataupun calon mertua Anda, maka uang cash Rp 10.000 pasti tidak akan cukup membeli keinginan Anda.  Yang berjalan bukan lagi logika angka, tetapi perasaanlah yang lebih dominan bermain.  Dan di sinilah bahayanya, Anda bisa bokek (bangkrut) seketika karena terlalu menonjolkan ‘superioritas’ keuangan Anda.
Jadi yang kita perlukan dalam Motivasi Keuangan, selain niat yang benar dalam pengelolaan keuangan kita, juga Perencanaan Keuangan yang terstruktur Insya Allah bisa meminimalisasi kesalahan dalam penggunaan uang. 

Jika saya analogikan seperti sebuah tangga, maka Motivasi Keuangan adalah gabungan pengalaman dari tangga-tangga menuju puncak tujuan keuangan Anda.
 
Hal ini terkait dengan mentalitas seseorang dalam mempersepsikan uang, dimulai dari tangga nomor satu (1), tangga paling rendah dalam Motivasi Keuangan, lanjut ke 2,3, dan tangga puncak, tangga nomor 4 (empat).
 
1. Latah Uang
Latah atau ikut-ikutan dalam mencari uang. Uang dipersepsikan sebagai sebuah alat untuk memenuhi keinginan semata.  Dalam mencari uang, orang yang latah mengikuti arus.  Dimana banyak teman-temannya, maka disanalah dia datang. Tanpa melihat apakah hal ini sesuai dengan talent & passion -nya.
 
2. Takut Uang
Takut terhadap uang.  Jika Anda pada posisi ini, Anda akan melihat masa depan Anda akan suram jika Anda tidak punya uang, apalagi menjelang pensiun.  Ketakutan ini ada yang alamiah dan ada yang direkayasa.  Alamiah ketika  Anda sudah berjalan pada koridor keuangan, tetapi di tengah jalan terjadi sesuatu di luar kehendak kita.  Tetapi jika yang non alamiah, ini bisa disiasati dengan perencanaan keuangan yang dijalankan secara setahap demi setahap, sesuai dengan pertumbuhan waktu dan kedewasaan Anda dalam melihat uang.
 
3. Bangga Uang
Anda merasa bangga, dihargai ketika Anda punya banyak uang.  Anda membeli kemewahan padahal fundamental ekonomi Anda belum kokoh.  Ini yang terjadi dengan banyak karyawan atau pegawai.  Waktu level staf dengan gaji terbatas Insya Allah cukup, tetapi ketika naik jabatan sebagai pengawas atau supervisor atau manajer menjadi kurang.  Ini yang disebut fenomena gaya hidup (life style), bukan wealth style (hidup yang sejahtera).
Padahal seharusnya mendahulukan kebutuhan ketimbang keinginan.
 
4. Syukur Uang
Ini adalah puncak tertinggi dari motivasi keuangan, syukur ketika mendapatkan uang, baik besar maupun kecil.  Mentalitas bersyukur dengan rezeki yang ada, meletakkan uang di tangan, bukan di hati serta selalu berfikir agar “Uang yang bekerja keras buat Anda” dan uang tersebut bisa membeli kemewahan yang benar-benar Anda butuhkan serta bisa didistribusikan untuk sesama dalam sebuah kemanfaatan maksimal.
 
Terakhir agar Motivasi Keuangan Anda benar, lakukan 2 hal berikut :
a. Tuliskan apa yang Anda pikirkan
b. Lakukan apa yang Anda tuliskan
Walk of talk dalam pengelolaan keuangan.
 
Selamat menaiki tangga-tangga Motivasi Keuangan! 
 
 ditulis oleh:

Hari 'Soul' Putra

Financial Motivator
SUMBER