Tidak
ada yang lebih menenangkan bagi hati seseorang pada kehidupan ini
daripada berbaik sangka (husnudzon), dengannya ia bisa terhindar dari berbagai
penyakit yang membingungkan yang menyerang hati
dan merusak pikiran. Hal ini sebagai wujud dari sabda Nabi shallallahu’alayhiwasallam.
حَدَّثَنَا
بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ
عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
(BUKHARI
– 5604) :
Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin Muhammad telah
mengabarkan kepada kami Abdullah telah mengabarkan kepada kami Ma’mar
dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Jauhilah prasangka buruk, karena
prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling
mendiamkan, janganlah suka mencari-cari isu, saling mendengki, saling
membelakangi, serta saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba
Allah yang bersaudara.”
Sumber : Bukhari
Kitab : Adab
Bab : Larangan saling mendengki dan menjauhi
No. Hadist : 5604
Kitab : Adab
Bab : Larangan saling mendengki dan menjauhi
No. Hadist : 5604
Apabila
anggota suatu masyarakat memiliki watak mulia seperti ini maka musuh
mereka tidak akan mendekati mereka selamanya dan tidak akan mampu
menerapkan politik mereka yang sudah dikenal yaitu: Devide Et Impera
[politik adu domba].
Berikut adalah sebab-sebab yang dapat membantu kita untuk berbaik sangka:
1. Doa
Ia
adalah pintu bagi segala kebaikan. Nabi selalu berdoa meemohon kepad
Rabb-Nya untuk memberikan hati yang bersih. Dan berbaik sangka adalah
bagian dan indikasi dari hati yang bersih.
2. Menempatkan diri pada posisi orang lain.
3.
Membawa ucapan saudara kita kepada kemungkinan terbaik. Begitulah yang
diterapkan oleh generasi salaf. Perhatikan ucapan dua salaf [pendahulu]
kita dalam hal ini:
‘Umar bin Khaththab berkata:
“Jangan menyangka buruk terhadap saudaramu apabila masih mungkin dimaknai dengan makna yang baik”
Ketika Imam Syafi’ sakit, sebagian saudaranya yang datang menjenguk berkata:
“Semoga Allah menguatkan kelemahanmu!”
Imam Syafi’i menjawab: “Andaikan semakin kuat kelemahanku niscaya [kelemahan tsb-ed] membunuhku”
Temannya menimpali: “Aku tidak bermaksud kecuali yang baik!”
Imam Syafi’i menjawab: “Aku tahu, andaipun kamu mencaciku, pasti kamu tidak menginginkan kecuali kebaikan [bagiku-ed]”
Beginilah contoh ikatan persaudaraan yang hakiki…
4. Berusahalah mencarikan alasan untuk saudaranya.
Ingatlah orang-orang shalih selalu berbaik sangka dan selalu mencarikan alasan bagi saudaranya.
Sampai mereka berkata:
“Carikan untuk saudaramu alasan, sekalipun dengan 70 alasan”
Imam Muhammad bin Sirin berkata:
“Jika
sampai kepadamu berita miring tentang saudaramu maka cobalah carikan
uzur baginya. Jika tidak mendapartkan maka katakanlah mungkin ia
memiliki alasan [yang belum kuketahui-ed]. Karena ketika kamu
mencarikan alasan untuk saudaramu maka jiwamu akan terhaindar dari sikap
buruk sangka dan dampak buruknya sehingga kamu tidak akan mencacinya”
5. Jauhi memvonis orang dengan niatnya
Ini
merupakan sikap terpenting yang dapat menyebabkan kita berbaik sangka.
Ingat! Allah tidak memerintahkan kita untuk membedah apa yang ada di
dalam hati seseorang.
6. Ingatlah akibat dari berburuk sangka
Diantara akibat dari buruk sangka adalah:
a.
Siapa yang berburuk sangka kepada manusia, maka ia akan berada dalam
kemelut yang tidak akan berhenti. Semua orang yang bergaul dengannya
akan terkena, apalagi orang yang terdekat dengannya.
b. Mendorong seseorang untuk selalu menuduh orang lain.
c. Terjerumus kepada merasa dirinya suci. Ini adalah tazkiyatun nafs [merasa diri suci] yang dilarang dalam firman Allah:
فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىMaka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa [An-Najm: 32].
sumber