Istigfar biasanya mempunyai kaitan dengan tobat atau pertobatan. Hal
ini bisa disimak dari firman Allah, ''Maka mengapa mereka tidak bertobat
kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya'' (QS Al-Maidah [5]: 74).
Lalu apakah dengan demikian istigfar sama dengan bertobat? Dalam hal
ini tobat mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dalam bertobat,
seseorang terikat untuk melaksanakan syarat-syarat pertobatan, bila ia
melanggarnya maka tobatnya dengan sendirinya menjadi tertolak.
Syarat-syarat itu antara lain: menyesali dosa-dosanya, tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama pada masa mendatang, memperbanyak
melakukan kebaikan, amal ibadah ataupun ketaatan, menjauhi perbuatan
buruk dan beberapa yang lain lagi.
Salah satu dari sekian tuntutan bagi orang yang bertobat ialah
mengucapkan istigfar. Artinya, istigfar merupakan bagian dari tobat atau
pertobatan. Meski demikian, istigfar memiliki nilai yang tinggi
diantara amalan-amalan ibadah, khususnya dalam kelompok ibadah dan
zikir. Rasulullah SAW bersabda, ''Yang terbaik diantara kamu ialah orang
yang sering tergoda, tetapi sering bertobat (sering kembali kepada
Allah) dengan perasaan menyesal atas dosa yang diperbuatnya dengan jalan
memperbanyak istigfar. '' Di sini jelas hubungannya tobat dengan
istigfar merupakan cara untuk menuju pertobatan.
Dengan membiasakan istigfar, maka bukan hanya dosa-dosa masa lalu dan
masa kini, tetapi dosa-dosa masa mendatang pun telah mendapat jaminan
diampuni Allah bahkan beristigfar dapat mendatangkan kesempurnaan nikmat
(karunia) Allah. Firman-Nya, ''Supaya Allah memberi ampunan kepadamu
terhadap dosamu yang lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan
nikmat-Nya atasmu.'' (QS Al-Fath [48]: 2).
Dengan Istigfar yang merupakan permohonan ampunan dari manusia selaku hamba yang
memiliki sifat ketergantungan kepada Allah, Zat yang telah menciptakan
diri-Nya dan yang berkuasa menentukan bagaimana nasib dirinya sebagai
makhluk Allah.
Permohonan ampunan ini semata-mata ditujukan kepada Allah, tidak
kepada yang lainnya. Permohonan ampunan itu juga bersifat langsung
kepada Allah tanpa melalui perantara, sehingga merupakan permohonan
ampunan yang amat murni dari lubuh hatinya.
Allah SWT berfirman: ''Mereka takut kepada Tuhannya yang berkuasa
atas (nasib baik buruknya) mereka dan melaksanakan yang diperintahkan
(kepada mereka)''. (QS a-An-nahl [16]: 50). Realisasi istigfar
diungkapkan dalam bentuk kalimat-kalimat istigfar seperti berikut ini
Gufraanaka Rabbanaa wa ilaikal masiir (Ampunilah kami, ya Tuhan kami dan
kepada Engkaulah kami kembali) (QS Albaqarah [2]: 285).
Selain bertujuan untuk permohonan ampun, istigfar juga memiliki manfaat dan keindahan bagi kehidupan manusia. Manfaat istigfar dalam kehidupan sehari-hari pertama, memperoleh
kenikmatan hidup secara terus-menerus. Allah SWT berfirman, ''Dan
hendaklah kamu beristigfar (meminta ampun) kepada Tuhanmu dan
bertobatlah kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian) niscaya
Dia (Allah) akan memberi kenikmatan yang baik (terus-menerus) kepadamu
sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia (Allah) akan
memberikan kepada tia-tiap orang yang mempunyai keutamaan (ketaatan/amal
kebaikan) (QS Hud [11]: 3).
Kedua, dibebaskan dari perasaan tertekan atau kedukaan. Ketiga,
Membukakan jalan keluar atas kesulitan. Rasulullah SAW bersabda, ''Dan
Dia (Allah) akan memberikan (membukakan) jalan keluar bagi kesempitannya
(kesulitannya).'' Keempat, memudahkan datangnya rezeki. Nabi SAW
bersabda, ''Barangsiapa yang merasa diperlambat (tersendat-sendat)
rezekinya, hendaknya dia beristigfar kepada Allah.'' (HR Baihaqi dan
ar-Rabi'i).
Selain itu, manfaat lain dari mendawamkan istigfar antara lain,
mendatangkan keselamatan, menimbulkan ketenteraman hati, mendatangkan
ampunan dosa, menumbuhkan sifat-sifat keutamaan kepada seseorang, dan
dicintai Allah.